Sukses

Kinerja FBI Dinilai Tidak Maksimal

Laporan audit Departemen Kehakiman AS mengungkapkan kelalaian FBI dalam menerjemahkan ratusan ribu rekaman pembicaraan anggota Al-Qaidah. Kelalaian itu bukan tak mungkin menyebabkan FBI kerap kecolongan.

Liputan6.com, Washington D.C.: Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) dinilai lalai dalam menerjemahkan ratusan ribu rekaman pembicaraan anggota Al-Qaidah dan sejumlah dokumen intelijen lain. Ironisnya, kelalaian justru terjadi setelah kocek FBI bertambah tebal dari US$ 21,5 juta pada 2001 menjadi US$ 70 juta pada tahun ini. Penilaian diungkapkan Inspektorat Jenderal Departemen Kehakiman AS Glenn A. Fine di Washington D.C., Rabu (28/9).

Fine mengemukakan, lebih dari sepertiga rekaman hasil penyadapan tak ditindaklanjuti dalam waktu 12 jam sesudah disahkan pengadilan federal rahasia. Instruksi itupun sudah ditegaskan Direktur FBI Robert Mueller. Tapi pada kenyataannya, banyak agen di lapangan yang tak mematuhi.

Lebih jauh, Fine membeberkan, hingga kini ada lebih dari 123 ribu jam rekaman pembicaraan yang ada hubungannya dengan kegiatan terorisme belum diteliti. Rekaman mulai terkumpul sejak 11 September 2001. Hal yang sama juga terjadi pada lebih dari 370 ribu jam audio yang diasosiasikan dengan counterintelligence.

Menurut Fine, bukan tidak mungkin semua kelalaian itu menyebabkan FBI kerap kecolongan, utamanya informasi intelijen penting. Padahal informasi dari FBI bisa digunakan untuk mencegah aksi teror. Audit juga menemukan FBI masih kekurangan ahli bahasa untuk menerjemahkan berbagai data intelijen.

Penilaian serupa juga pernah diungkapkan Direktur Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) George Tenet. Tenet menyebutkan salah satu penyebab terbatasnya kapasitas intelijen AS adalah kelemahan sistem [baca: George Tenet: Sistem Intelijen AS Lemah].

Pernyataan kedua pejabat tinggi intelijen AS itu sekaligus sebagai bantahan atas penilaian bekas Direktur FBI Louis Freeh di depan Komisi 11 September. Ketika itu, Freeh menolak tuduhan program antiterorisme FBI disebut kurang efektif menangani serangan teroris terhadap Negeri Paman Sam. Sebelumnya Komisi 9/11 pun telah menerbitkan laporan yang memaparkan kemampuan intelijen FBI masih terbatas [baca: Program Antiteror FBI Terbaru Diyakini Efektif].(TOZ/Pin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.