Sukses

1.000 Traktor Petani Thailand Blokir Bandara

Apa yang terjadi pada tahun 2008 lalu, ketika masa demonstran antipemerintah menduduki Bandara Suvarnabhumi, mungkin terulang.

Apa yang terjadi pada 2008 lalu, ketika masa demonstran antipemerintah menduduki Bandara Suvarnabhumi dan mengacaukan transportasi udara, kemungkinan besar akan terulang.

Konvoi lebih dari 1.000 traktor kini sedang bergerak menuju Bandara Suvarnabhumi. Bandara itu berada di Provinsi Samut Prakan, yang masuk area pemberlakuan UU Darurat oleh pemerintah.

Pemimpin demonstran memperingatkan, penumpang pesawat mungkin akan kesulitan mencapai bandara, setelah konvoi diperkirakan tiba di sana Jumat sore.

Namun, Manus Chamnaketkorn, salah satu pemimpin aksi dari Provinsi Uthai Thani mengatakan, para petani tak akan memblokir landasan.

"Beberapa dari kami mungkin akan berada di jalan menuju bandara," kata dia seperti dimuat Sydney Morning Herald, Jumat (21/2/2014). "Kami tak berniat mengganggu penumpang dan merusak nama baik negara."

Para petani juga yakin, polisi tak akan berlaku keras terhadap mereka. Sebab, menurut mereka, aparat pasti mengerti kesulitan para penanam padi.

Mereka turun ke jalan karena marah, belum menerima bayaran pembelian padi di bawah skema subsidi kontroversial yang telah menelan biaya miliaran dolar. Pemerintah Perdana Menteri Yingluck Shinawatra yang berada di ujung tanduk sedang berjuang untuk mendapatkan pinjaman yang akan digunakan untuk membayar para petani.

Dengan skema tersebut, pemerintah membeli beras sampai dengan 50 persen di atas harga pasar global.

Dalam salah satu pidato yang paling tegas dalam beberapa bulan terakhir, PM Yingluck mengecam komisi antikorupsi Thailand yang memanggilnya pekan depan untuk menjawab tuduhan dia telah lalai dalam mengawasi skema.

"Jika ada keadilan yang sesungguhnya dan jika tidak ada agenda tersembunyi, (komisi) tak harus menyelesaikan kasus saya dengan bergegas...yang akan digunakan mereka yang ingin menggulingkan pemerintah," kata dia.

Hancurkan Bisnis Shinawatra

Sementara, pendemo antipemerintah mulai menggunakan Facebook dan situs media sosial lain untuk menyerang bisnis yang berhubungan dengan PM Yingluck.

"Kami akan menghentikan usaha Shinawatra," kata Suthep Thaugsuban, pemimpin demo, mantan wakil perdana menteri dalam pemerintah yang didukung militer. "Jika Anda mencintai negara ini , berhenti menggunakan produk Shinawatra dan lakukan apa saja agar bisnis mereka gagal."

Para pengunjuk rasa telah memblokir akses ke kantor SC Asset Corp di Bangkok, pengembang properti yang dikendalikan oleh keluarga Shinawatra.

Selama hampir empat bulan pengunjuk rasa berdemo, menuntut Yingluck dan kakaknya, Thaksin Shinawatra, membubarkan pemerintahan dan mundur dari politik. Thaksin, mantan perdana menteri yang digulingkan dalam kudeta tahun 2006, kini tinggal di Dubai untuk menghindari hukuman penjara karena korupsi.

Konflik antar elit di Thailand meluas hingga ke akar rumput. Pihak oposisi satu didukung oleh kelas menengah Bangkok, sementara kubu Thaksin didukung massa pedesaan. (Ein/Yus)

Baca juga:

Demonstran Blokade Jalan Masuk Kantor PM Thailand
Bentrok Tewaskan 5 Orang, Massa Kepung Kantor PM Cantik Yingluck
Ukraina Memanas, 21 Demonstran Tewas di Kiev

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini