Sukses

Tuding Konspirasi, Presiden Venezuela Usir 3 Diplomat AS

Pengusiran diumumkan setelah Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan keprihatinan atas apa yang terjadi di Venezuela.

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro memerintahkan 3 staf diplomatik Amerika Serikat diusir dari negaranya, Minggu 15 Februari waktu setempat. Mereka dituduh melakukan konspirasi untuk menggulingkan pemerintahannya.

Tiga diplomat yang tak disebut namanya itu dituding bertemu dengan mahasiswa yang terlibat dalam protes antipemerintah.

"Mereka adalah sekelompok fungsionaris AS yang berada di perguruan tinggi. Kami memantau mereka mengadakan sejumlah pertemuan di perguruan tinggi swasta selama 2 bulan," kata Maduro seperti dimuat BBC.

Ia menyebut, detil lebih lanjut soal pengusiran akan diungkap oleh Departemen Luar Negeri Venezuela. Pengusiran diumumkan setelah Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan keprihatinan atas apa yang terjadi belakangan di Venezuela.

Negeri kaya minyak itu memang sedang gonjang ganjing. Pemerintah didemo. Tiga orang, termasuk 2 pendemo antipemerintah tewas dalam bentrok di Caracas pekan lalu. Sementara itu, aparat keamanan mengeluarkan perintah penahanan terhadap pemimpin oposisi atas tuduhan di antaranya mendalangi konspirasi dan pembunuhan terkait kekerasan.

"Kami sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan, oleh kekerasan seputar protes 12 Februari dan dengan dikeluarkannya surat perintah penangkapan pemimpin oposisi Leopoldo Lopez," demikian pernyataan juru bicara Deplu AS, Marie Harf, Sabtu lalu, seperti dimuat CNN, Senin (17/2/2014).

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry juga menyatakan surat penangkapan bagi Lopez berdampak mengerikan terhadap hak asasi warga Venezuela untuk mengekspresikan keluhan secara damai. Dalam satu pernyataan, ia mengatakan, pemerintah Venezuela berkewajiban melindungi kebebasan fundamental dan keamanan warganya.

Sementara, partai Lopez, Popular Will menuding pihak pemerintah bertanggung jawab atas kekerasan yang terjadi dalam protes.

Dalam video di YouTube yang diposting dari sebuah lokasi yang dirahasiakan, Lopez menyerukan agar pendemo kembali turun ke jalan Kamis depan. Ia juga menantang aparat untuk menangkapnya.

"Mereka ingin melihat saya ditahan. Aku akan berada di sana, di tengah demo untuk menunjukkan wajahku. Aku tak takut, aku tidak melakukan kejahatan apapun."

Lopez (42), adalah mantan walikota distrik Chacao, di Caracas timur. Ia menjadi salah satu pemimpin protes antipemerintah yang terjadi belakangan ini.

Presiden Maduro Sabtu mencap Lуpez sebagai "fasis" dan "pengecut," dan mendesaknya agar menyerahkan diri. Pada hari Minggu pagi , polisi Venezuela menggeledah rumah-rumah Lopez dan juga kediaman orangtuanya. (Ein/Mut)

Baca juga:

Protes Pemerintah Venezuela, 2 Demonstran Tewas Ditembak Polisi
Basmi Korupsi, Menteri Venezuela Sebar Nomor Telepon Pribadi
Penembak Mati Miss Venezuela 2004 dan Suami Ditangkap


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.