Sukses

Bahan Bakar Baru dari Bonggol Jagung

Adalah Sandy Butterfield, seorang ilmuwan AS yang meneliti kandungan ethanol yang terdapat pada bonggol jagung. Sejak era 70-an, ethanol sudah digunakan sebagai bahan bakar alternatif oleh para petani di AS.

Liputan6.com, Denver: Amerika Serikat memiliki kebutuhan akan minyak, listrik, dan gas alam yang sangat tinggi. Bahan bakar fosil juga diperkirakan tidak memiliki masa depan yang panjang. Saat ini, AS mulai melirik angin, matahari, dan jagung, sebagai sumber energi di masa depan. adalah Sandy Butterfield, seorang peneliti dari Pusat Teknologi Angin Nasional yang meneliti bahan bakar baru pengganti bahan bakar fosil itu.

Setelah melakukan penelitian sejarah, Butterfield bersama sejumlah peneliti lainnya menemukan fakta bahwa pada era 70`an, ethanol buatan sudah digunakan para petani di AS sebagai bahan bakar alternatif. Hanya dengan bonggol jagung sisa panen yang diproses dengan turbin udara, para petani pun memperoleh bahan bakar murah yang tidak kalah efektif dari bahan bakar biasa. Penemuan itu, kini sedang dikembangkan agar menjadi lebih mudah dan sederhana. Karena menurut para peneliti, teknologi masa depan harus berbasis pada prinsip sederhana dan mudah dimengerti.

Sejak krisis bahan bakar di tahun 70`an, misi Pusat Penelitian Butterfield di Kawasan Aspen, Colorado, AS, sudah menciptakan sumber energi yang dapat bersaing dengan bahan bakar fosil. Para peneliti pun bekerja keras untuk membuat sel-sel matahari yang lebih efisien dari bahan bakar yang ada saat ini. Upaya ini dilakukan dengan keyakinan bahwa pasar untuk teknologi tersebut telah terbuka lebar. Namun sayangnya, teknologi sel matahari terkadang terlalu rumit untuk dicerna oleh masyarakat awam. Hal itulah yang menjadi pekerjaan para peneliti selama bertahun-tahun.

Penelitian Butterfield seorang membuktikan legenda yang berbunyi, saat angin bertiup di kaki Pegunungan Rocky Mountain (yang terbentang di dua negara yakni AS dan Kanada), sebagian orang percaya bahwa mereka dapat mendengar masa depan. Mungkin, Butterfield memang orang yang percaya terhadap legenda ini.(OZI/Pin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini