Sukses

Bertemu Ikhwanul Muslimin, Wartawan Al Jazeera Ditahan 15 Hari

Jaksa penuntut umum menyatakan para jurnalis itu bergabung dengan kelompok teroris ilegal dan memasok perlengkapan untuk kelompok itu.

Tiga jurnalis Al-Jazeera yang ditangkap pemerintah Mesir karena diduga melakukan pertemuan ilegal dengan tokoh Ikhwanul Muslimin ditahan selama 15 hari. Penahanan itu bisa diperpanjang jika tuduhan itu terbukti.

Jaksa penuntut umum menyatakan para jurnalis itu bergabung dengan kelompok teroris ilegal, memasok perlengkapan untuk kelompok itu, serta tiga tuduhan lainnya.

"Ketiga orang termasuk juru kamera Peter Greste, mantan wartawan BBC Australia, " demikian seperti dimuat BBC yang dilansir Liputan6.com, Rabu (1/1/2014).
 
Al Anstey, Direktur Al Jazeera English mengatakan penahanan terhadap ketiga jurnalisnya sangat keterlaluan. Ia juga menyatakan tuduhan terhadap ketiganya benar-benar palsu dan tidak berdasar.

Pemerintah Mesir menuduh Al Jazeera mendukung Ikhwanul Muslimin sejak militer menggulingkan Presiden Mohammed Morsi pada Juli lalu.

Sementara pada pekan lalu, pemerintah menyatakan kelompok Ikhawanul Muslimin sebagai organisasi teroris, di tengah tindakan keras terhadap kelompok pro-Morsi yang berunjuk rasa atas tewasnya salah satu demonstran. Pasca-rusuh itu, ribuan pendukung Ikhwanul ditangkap.

Para jurnalis itu ditangkap pada Minggu 29 Desember 2013 di hotel bintang lima, Marriott. Selain juru kamera Peter Greste, jurnalis yang ditangkap adalah Mohamed Fadel Fahmy yang memegang kewarganegaraan Kanada dan  Kepala Biro Peliputan Al-Jazeera di Kairo, Baher Mohamed.

BBC melaporkan, selain ketiga jurnalis itu ada seorang kameramen bernama Mohamed Fawzy yang juga turut ditangkap. Namun ia dibebaskan pada Selasa 31 Desember.

Para jurnalis Al Jazeera itu ditangkap pemerintah Mesir dan dituduh membantu mempromosikan kelompok Ikhawanul Muslimin. Mereka dianggap membahayakan Negeri Piramida itu. 

"Berita palsu yang merongrong kepentingan nasional dan keamanan publik. Menyebar ketakutan di antara orang-orang dan memiliki peralatan penyiaran tanpa lisensi," demikian pernyataan pemerintah mesir yang dimuat BBC.

Kini, pihak Al Jazeera sedang berjuang agar pemerintah Mesir segera membebaskan jurnalisnya. Mereka juga mengusahakan agar barang-barang yang disita dalam penangkapan juga dikembalikan. (Tnt/Yus)

Baca juga:
Al-Arabiya dan Al-Jazeera Ikut `Perang` di Mesir
Kaleidoskop Internasional 2013: Perang Saudara dan Penyadapan
Temui Ikhwanul Muslimin, 3 Wartawan Al-Jazeera Ditangkap

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini