Sukses

Antisipasi Bahaya, BMG Inggris Awasi Potensi `Badai Matahari`

Satelit bisa terganggu. Lonjakan arus juga cukup kuat untuk melumpuhkan jaringan listrik di Bumi.

Prakiraan cuaca di Bumi tak selalu tepat. Terkadang hujan turun tanpa sempat diramalkan. Namun, Badan Meteorologi Inggris atau Met Office menawarkan informasi soal cuaca luar angkasa atau antariksa. Terutama terkait dengan fenomena badai matahari.

"Jilatan api matahari yang parah, badai antariksa, dan angin matahari bisa mengganggu kerja satelit, GPS, jaringan listrik, dan komunikasi radio," demikian dimuat dalam situs Met Office, Kamis (26/12/2013). Manusia sudah terlanjur tergantung dengan teknologi.

Informasi prakiraan cuaca antariksa akan tersedia mulai musim semi 2014, 24 jam sehari. Tujuannya membantu pihak pemerintah dan pebisnis memutuskan tindakan cepat untuk memastikan layanan mereka tetap berjalan.

Menteri Pendidikan Tinggi dan Sains Inggris, David Willetts mengatakan, layanan ini punya arti sangat penting. "Aktivitas Matahari sejatinya konstan atau periodik. Namun, potensinya merusak aktivitas manusia makin besar, seiring makin besar ketergantungan manusia kepada teknologi satelit," kata dia.

Investasi yang ditanam dalam proyek ini mencapai sekitar 4,6 juta poundsterling atau setara Rp 91,9 miliar dalam jangka waktu 3 tahun. Ke depan, badan meteorologi juga akan bekerja sama dengan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) atau Badan Administrasi Samudera dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat.

'Isu Kiamat'

Cuaca antariksa dipengaruhi oleh lontaran partikel energetik dari Matahari. Badai matahari pernah dituding sebagai salah satu faktor terkait isu kiamat 21 Desember 2012 -- yang terbukti salah besar!

Meski tak sampai bikin Bumi gonjang ganjing, lontaran partikel atau badai matahari bisa mengakibatkan kerusakan komponen satelit yang sensitif. Bahkan bisa menyebabkan lonjakan arus cukup kuat untuk melumpuhkan jaringan listrik di Bumi.

Matinya jaringan listrik massif di Quebec pada 1989 menjadi salah satu bukti pengaruh kondisi permukaan Sang Surya bagi Bumi. Pada 2003, para ilmuwan di seluruh dunia tercengang campur khawatir saat `badai matahari Halloween` menerjang, mengganggu sistem komunikasi, GPS, bahkan operasi pertahanan Amerika Serikat.

Pengaruhnya pun sampai ke luar angkasa. Di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), para astronot diharuskan berlindung dari peningkatan level radiasi yang drastis.

Aktivitas Matahari memuncak sekitar 11 tahun sekali, di mana emisi matahari makin intensif. Dan saat ini Bumi berada di fase 'maksimal matahari'.

Mark Gibbs, kepala bidang cuaca antariksa Badan Meteorologi Inggris mengatakan, "cuaca antariksa adalah ilmu yang relatif belum matang tetapi pemahaman soal itu berkembang pesat."

Masyarakat di abad 21 sangat bergantung pada sistem berteknologi tinggi dalam kehidupan sehari-hari yang rentan pada akibat badai matahari. Navigasi GPS, perjalanan udara, jasa keuangan dan komunikasi radio darurat semua bisa mati mendadak oleh aktivitas matahari.

Untungnya, banyak kerusakan dapat diatasi jika  mengetahui kapan badai akan datang. Itulah sebabnya pemahaman cuaca matahari yang lebih baik dan kemampuan untuk memberikan peringatan dini, sangat penting. (Ein/Ism)

Baca juga:

`Horor` Halloween 2003 Datang dari Luar Angkasa, Bukan Hantu...

Video Menakjubkan Bumi dari Jendela Stasiun Luar Angkasa

Deputi PM Rusia: Asteroid 400 Meter Ancam `Ledakkan` Bumi 2032


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini