Sukses

Suriah Nyatakan Arab Saudi Musuh Nomor Wahid

Suriah juga menuding Saudi berusaha menghancurkan negaranya karena mempersenjatai para oposisi yang berperang menggulingkan Presiden Assad.

Perang Saudara Suriah antara kubu pemerintah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad dan oposisi tak hanya terjadi di dalam negeri, tapi melebar sampai ke negeri seberang. Arab Saudi disebut-sebut ikut campur dalam membantu kubu oposisi.

Seperti dimuat Gulf Times, Sabtu (21/12/2013), Suriah menyatakan Arab Saudi sebagai musuh nomor wahid dan menuding Negeri Kaya Minyak itu berusaha menghancurkan negaranya karena mempersenjatai para oposisi yang berperang menggulingkan Presiden Assad.

Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Muqdad mengatakan, Arab Saudi menyediakan dukungan bagi kelompok-kelompok teroris di Suriah. Sementara negara-negara lain telah meninjau ulang sikap mereka.

"Menurut saya, mereka semua yang mendukung kelompok-kelompok teroris telah membuat kesalahan besar," kata Muqdad. "Dan satu-satunya pihak yang menyatakan dukungan penuh kepada kelompok-kelompok teroris kepada Al Qaeda adalah Arab Saudi."

Selain itu, Faisal juga mendesak pihak internasional untuk menekan Arab Saudi agar menghentikan dukungannya kepada para oposisi yang hendak menggulingkan Presiden Assad. Dia bilang hal itu untuk mencegah apa ia sebut insiden yang serupa dengan Tragedi WTC 9/11.

"Saya pikir kalau dunia ingin menghindari insiden 11 September lagi, mereka harus mulai memberitahu Arab Saudi 'cukup, cukup'," ujar dia mengacu pada serangan-serangan Al Qaeda pada 2011 atas Amerika Serikat.

Awal Desember, pemerintahan Assad mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil sikap atas dukungan Arab Saudi bagi para kelompok Islamis yang pengaruhnya meningkat di medan tempur.

"Kami menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengakhiri aksi rezim Saudi yang menyokong terorisme yang terkait Al Qaeda," kata Kementerian Luar Negeri Suara dalam sebuah pesan kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.

Hal itu merupakan pernyataan pertama kali dari Pemerintah Suriah yang menyerukan kepada dunia internasional untuk mengambil langkah terhadap Riyadh.

"Arab Saudi tidak hanya mengirim senjata dan membiayai tetapi memobilisasi teroris ektremis dan mengirim mereka membunuh rakyat Suriah," demikian pesan Suriah itu.

Hubungan Memanas

Hubungan Suriah-Arab Saudi telah tegang selama bertahun-tahun, lama sebelum konflik brutal yang telah merenggut ditaksir 126.000 korban jiwa.

Kerajaan yang diperintah Sunni itu memutus hubungan diplomatik dengan Damaskus menyusul pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafiq Hariri pada 2005 Februari di Beirut. Hariri memiliki hubungan erat dengan Riyadh.

4 Tahun lalu, hubungan diplomatik dibuka kembali dan Bashar yang menganut Alawi (sekte Syiah) mengadakan kunjungan resmi ke Riyadh pada Maret 2009.

Raja Abdullah, yang jarang mengadakan lawatan ke luar negeri, membalas kunjungan pada Oktober tahun itu dan menormalkan hubungan kembali kedua negara itu.

Tapi hubungan keduanya memburuk sejak dimulainya perang saudara di Suriah dan akhirnya putus, dengan Riyadh mengulang-ulang seruan bagi diakhirinya rezim Bashar. (Riz/Sss)

Baca juga:
126 Wartawan di Dunia Tewas, Suriah Paling Bahaya
Setelah 112 Tahun Panas, Kairo Tiba-tiba Dingin Diguyur Salju
[VIDEO] Raja Yordania Dorong Mobil Mogok Warga

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini