Sukses

Warga Irak Terus Melawan AS

Saat ini, Amerika Serikat tak cuma menghadapi perlawanan dari kelompok Syiah, tapi juga Sunni Irak. Kedua kelompok yang selama ini berseberangan juga menunjukkan tanda-tanda bersatu.

Liputan6.com, Baghdad: Setahun sudah Baghdad jatuh ke tangan Amerika Serikat, Jumat (9/4). Namun, ternyata Paman Sam belum sepenuhnya menaklukkan Negeri 1001. Perlawanan kelompok-kelompok bersenjata di Irak masih berkobar. Di berbagai sudut Baghdad, asap masih mengepul menyusul perlawanan milisi Irak. Sementara pasukan pendudukan yang dipimpin AS membatasi aktivitas warga. Praktis Baghdad sepi [baca: Setahun Setelah Baghdad Jatuh].

Saat ini, AS tak cuma menghadapi perlawanan dari kelompok Syiah, tapi juga Sunni. Kedua kelompok yang selama ini berseberangan juga menunjukkan tanda-tanda bersatu. Senin silam misalnya, warga Sunni berunjuk rasa bersama pendukung ulama Syiah Muqtada al Sadr.

Di Ramadi, Kut, Nasiriyah, Karbala, bahkan Najaf, pertempuran sengit terus terjadi. Truk militer AS diserang di jalan menuju bandar udara. Sementara di Fallujah, gencatan senjata tak resmi diberlakukan. Dalam pertempuran Rabu malam silam, delapan orang tewas di Karbala, tujuh di Sadr City, dan 15 lainnya di Nasiriyah. Sedangkan di Ramadi, 12 tentara AS tewas serta 36 warga Irak tewas di Fallujah.

Kelompok bersenjata Irak juga menyandera sejumlah warga sipil, di antaranya dari Israel, Korea Selatan, dan Jepang. Televisi berbahasa Arab Al-Jazeera menayangkan tiga warga Jepang, seorang di antaranya wanita, yang ditawan gerilyawan Irak. Dalam pernyataannya, gerilyawan Irak menuding Jepang mengkhianati rakyat Irak dengan mendukung penjajahan AS atas Irak. Mereka berjanji akan membunuh para tawanan jika dalam tiga hari Jepang tak meninggalkan Irak. Namun, pemerintah Jepang tetap enggan menarik pasukannya. Sikap serupa juga diambil pemerintah Korsel.

Menteri Dalam Negeri Irak Nuril al Badran mengundurkan diri seperti desakan Kepala Otoritas Sipil Amerika Serikat di Irak, Paul L. Bremer. Alasan Bremer, pengunduran diri untuk menghindari dua jabatan penting yang dipegang wakil dari Syiah. Dengan begitu keseimbangan agama dalam kabinet bisa dipertahankan [baca: Mendagri Irak Mengundurkan Diri].(SID/Nlg)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini