Sukses

Obama: Solusi Damai Nuklir Iran Langkah Tepat

Presiden AS Obama menyambut baik kesepakatan nuklir antara Iran dengan negara kuat dunia P5+1 (AS, Rusia, China, Inggris, Prancis, Jerman).

Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyambut baik kesepakatan nuklir antara Iran dengan negara kuat dunia P5+1 (AS, Rusia, China, Inggris, Prancis, Jerman). Iran setuju membatasi program nuklirnya, dengan imbalan dilonggarkannya sanksi dari Barat senilai US$ 7 miliar.

"Bahaya besar atas nuklir Iran mungkin memang masih ada, tapi kita tetap harus berdiplomasi. Kita tidak bisa mengesampingkan solusi perdamaian untuk masalah yang menyangkut kepentingan dunia," ujar Obama di San Fransisco, Amerika Serikat, seperti dilansir BBC, Selasa (26/11/2013).

Dia menjelaskan, pihak Barat tidak bisa terus-terus menggunakan kekerasan. Karenanya, cara diplomasi melalui kesepakatan antara Iran dan P5+1 adalah langkah yang tepat.

"Menggunakan kekerasan dan menggertak memang mudah. Tapi itu bukan cara yang tepat untuk keamanan kita bersama," imbuh Obama.

Sikap Obama ini berbeda dengan pemimpin negara sekutu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut kesepakatan Iran dan P5+1 itu adalah 'Sejarah yang Salah' atau langkah yang tidak tepat dalam sejarah dunia.

"Kesepakatan ini seharusnya bisa membongkar kemampuan militer nuklir Iran," cetus Netanyahu.

Israel, kata Netanyahu, tidak akan membiarkan Iran yang menyerukan penghancuran Israel itu mencapai tujuannya. Israel juga tidak akan membiarkan Iran mendapatkan ruang untuk mengembangkan nuklir. Atas kesepakatan yang telah diputuskan Iran dan P5+1, Netanyahu mengirim delegasi yang dipimpin Yossi Cohen ke Washington demi membicarakan hasil dialog tersebut.

Timur Tengah Aman

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan, kesepakatan itu akan membuat Israel dan Timur Tengah menjadi tempat yang lebih 'aman'. Dia menyebut, AS dan Israel punya tujuan yang sama: memastikan Iran tak membuat senjata nuklir.

"Itu jadi alasan negosiasi, kita memastikan, ketika kita menegosiasikan ketentuan yang lebih ketat, mereka tak akan meningkatkan program dan kapasitas untuk mengancam Israel," kata Menlu Kerry.

"Israel akan mendapatkan ruang bernafas yang lebih lega dalam hal kapasitas Iran membuat senjata nuklir."

Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan, sejumlah sanksi Uni Eropa terhadap Iran bisa saja dinaikkan pada awal bulan depan. Jadi kesepakatan itu bisa saja berubah.

Arab Saudi, yang disebut sebagai negara saingan Iran di kawasan Timur Tengah menanggapi kesepakatan di Jenewa itu dengan hati-hati. "Kesepakatan ini semoga saja menjadi langkah pertama untuk solusi yang komprehensif atas program nuklir Iran, tapi jika memang ada itikad baik dari Iran," sebut pernyataan yang dimuat BBC.

Menteri Luar Negeri Inggris William Hague pun berkomentar atas kesepakatan Iran dan P5+1. Menurut dia, itu baru langkah awal. "Kami ingin menguji kesiapan penuh Iran untuk memenuhi janji dan itikad baiknya, " ujar Hague kepada DPR Inggris, Senin 25 November 2013.

Berikut isi perjanjian Iran dan Negara P5+1:

1. Iran akan menghentikan pengayaan uranium di luar 5%, dan "menetralisir" stok uranium di luar ambang batas itu.

2. Iran akan memberikan akses yang lebih besar untuk pengawas termasuk akses harian di situs nuklir Natanz dan Fordo.

3. Tidak akan ada pengembangan lebih lanjut dari tanaman Arak yang diyakini bisa menghasilkan plutonium.

4. Sebagai imbalannya, tidak akan ada sanksi terkait nuklir baru selama 6 bulan jika Iran patuh dengan kesepakatan itu.

5. Iran juga akan menerima bantuan pelonggaran sanksi senilai sekitar US$ 7 miliar pada sejumlah sektor termasuk logam mulia.

(Riz/Ism)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.