Sukses

Kontroversial! Ulama Suriah Rilis Fatwa Boleh Makan Daging Anjing

Sekelompok ulama di Damaskus terpaksa mengeluarkan fatwa kontroversial. Yakni memperbolehkan makan anjing, kucing, dan keledai.

Perang saudara di Suriah yang terjadi sejak Maret 2011 hingga sekarang membuat warga di sana sengsara. Banyak yang mengungsi ke negeri tetangga. Ada juga yang bertahan di kampung halaman namun dalam kondisi kekurangan bahan makanan.

Para warga yang memilih tetap tinggal di Suriah terjebak. Tak bisa pergi ke mana-mana lantaran ada pertempuran sengit di sejumlah wilayah. Karenanya, sekelompok ulama di Damaskus terpaksa mengeluarkan fatwa kontroversial. Yakni memperbolehkan makan anjing, kucing, dan keledai, bahan makanan yang masih tersisa di wilayah tersebut --- aturan yang melanggar larangan makan daging anjing dalam ajaran Islam.

"Banyak orang-orang di luar sana tidur nyenyak dengan perut kenyang. Sementara kami di sini harus menahan lapar, tak jauh dari ibukota Damaskus. Apakah Anda lupa, punya saudara di sini?" kata seorang ulama yang disiarkan Kantor Media Damaskus Selatan, seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (16/10/2013).

"Kami memperbolehkan makan daging kucing, anjing, dan keledai karena hewan lain mati terkena bom," imbuh dia dalam sebuah tayangan video.

Pada perayaan Hari Raya Idul Adha, warga Damaskus biasanya menikmati daging kurban. Namun kini karena dilanda perang saudara, masyarakat di sana tak lagi merasakannya.

Menurut ulama yang tak disebutkan namanya itu, aturan ini dikeluarkan karena kondisi darurat sebagai teriakan warga Suriah kepada dunia. Bahwa mereka membutuhkan pertolongan.

"Hal ini diputuskan untuk memberitahu betapa mengerikannya situasi keamanan di tempat kami," ujarnya, yang juga dimuat BBC.

Fatwa ini bukanlah yang kali pertama di Suriah. Sebelumnya, menurut surat kabar Asharq al-Awsat, seorang ulama di markas relawan Palestina di Damaskus melakukan hal serupa. Begitu juga yang dilakukan oleh ulama di Kota Homs pada 2012 lalu.

Perang saudara Suriah dimulai sejak Maret 2011. Hingga kini terhitung sudah 2 tahun 7 bulan. Berdasarkan data PBB, ada lebih dari 2 juta warga Suriah yang menjadi pengungsi dan sekitar 100 ribu orang dilaporkan telah tewas.

Dalam tragedi serangan senjata kimia pada Rabu 21 Agustus dini hari itu, sekitar 1.300 pria, wanita, bahkan anak anak tewas dalam serangan sadis roket gas beracun. Di Ghouta, Tarma, Zamalka, dan Jobar.

Wajah-wajah tak berdosa terbaring di rumah sakit. Mereka yang saat kejadian sedang tertidur lelap, tak sadar nyawa telah lepas dari raga. Saat terbangun, mereka ada di dunia lain. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini