Sukses

Misteri `Janda Putih` di Teror Mal Kenya yang Tewaskan 68 Orang

Salah satu anggota kelompok bersenjata diduga seorang perempuan berkulit putih. Dia diyakini sebagai Samantha Lewthwaite, asal Inggris.

Pusat perbelanjaan kelas atas, Westgate Mall di Nairobi, Kenya berubah menjadi ladang pembantaian pada Sabtu lalu. Sekitar 10-15 orang bersenjata menyeruak masuk, memberondongkan tembakan membabi buta, menyandera sejumlah orang. Hingga Minggu malam tercatat, 68 korban tewas, 175 cedera, dan setidaknya 30 lainnya disandera.

Kelompok militan al-Shabaab, yang berafiliasi dengan Al Qaeda telah menyatakan bertanggung jawab. Namun, informasi yang lebih mengejutkan menyebut, salah satu anggota kelompok bersenjata diduga seorang perempuan berkulit putih.

Dia diduga ibu tiga anak asal Inggris, Samantha Lewthwaite yang dijuluki 'janda putih'. Ia adalah anggota kunci dari al- Shabaab, kelompok militan yang mengaku bertanggung jawab atas pembantaian di pusat perbelanjaan mewah tersebut.

Samantha adalah putri dari seorang tentara dari  Aylesbury, Bucks. Suaminya, Germaine Lindsey, adalah salah satu pelaku bom bunuh diri dalam serangan 7/7 sistem transportasi di London pada tahun 2005, yang menewaskan 52 orang.
 
Sumber yang belum dikonfirmasi menyebut, perempuan 29 tahun tersebut ada di antara orang-orang yang memakai kedok dalam penyerbuan di Westgate Mall.

Sebuah gambar yang beredar di situs jejaring sosial menunjukkan gambar seorang perempuan berkulit putih, memakai balaclava, dan membawa senjata.

Dalam posting di Twitter, al-Shabaab sempat memuji 'janda putih' dan membual bahwa ia ada di antara mereka.

"Sherafiyah Lewthwaite  alias Samantha adalah perempuan tegar! Kamis senang ia ada dalam barisan kita" tulis mereka seperti dimuat Mirror.co.uk, Senin (23/9/2013). Dalam posting lain, kelompok asal Somalia itu memperingatkan, "Ini tak lebih dari sekedar latihan untuk peristiwa yang lebih besar."

Saat ditanya terkait dugaan keterlibatan Samantha Lewthwaite, pihak pemerintah Kenya mengatakan, mereka akan menampung apapun informasi dari lapangan. "Segala informasi tak ada yang dikesampingkan," kata  jubir pemerintah  Kenya, Manoah Esipisu.

Namun, analis terorisme CNN, Peter Bergen menampik dugaan itu. "Tak biasanya perempuan dilibatkan dalam operasi," kata dia seperti dikutip Liputan6.com.

Perempuan Paling Ditakuti

Lepas benar atau tidak keterlibatannya di Kenya, Samantha Lewthwaite sekarang amat berbeda dengan kenangan teman-temannya masa sekolah. Dulu, ia suka bergosip soal musik pop, tergila-gila dengan David Beckham, namun kini jadi buruan polisi antiteror.

Lembaga keamanan Inggris, AS, dan Kenya mengenalnya sebagai 'janda putih' -- salah satu teroris perempuan paling menakutkan dalam sejarah, setelah Ulrike Meinhof , pendiri faksi Tentara Merah  yang melakukan pemboman di Jerman Barat pada 1970-an. Dia dicari, hidup atau mati.

Belum jelas sejauh mana keterlibatannya dalam kelompok militan. Namun, aparat sudah lama khawatir: Samantha merencanakan sebuah serangan dengan para pentolan kelompok Al Qaeda. Ia diduga berperan sebagai pencari dana kelompok militan, bahkan diduga kuat tega membunuh.

Beberapa saksi mengatakan dia pernah menembakkan  granat ke sebuah bar penuh sesak dengan penggemar sepak bola yang menonton pertandingan Euro 2012 antara Inggris dan Italia pada tanggal 24 Juni .

Ia menghindari pihak berwenang Kenya setelah dituduh terlibat dalam sebuah sel yang merencanakan untuk menyerang sebuah hotel atau mal di tahun 2011.

Samantha tak sendirian. Orang Inggris yang juga berada di sel teroris yang sama dengannya adalah Jermaine Grant, Newham, London timur, Ia ditangkap atas tuduhan memiliki bahan peledak dan merencanakan pemboman di Mombasa.

Juga ada lagi Habib Ghani alias Osama al-Britani, yang tewas dalam perseteruan dengan al Shabaab awal bulan ini. Ghani yang ayahnya berasal dari Pakistan dan ibu asal Kenya diduga menikah dengan Samantha Lewthwaite.

Militer Kuasai Mal

Sementara dari lokasi kejadian, militer Kenya mengumumkan lewat aku Twitternya, "Kebanyakan sandera telah diselamatkan, dan aparat keamanan menguasai sebagian besar bagian gedung."

Empat anggota militer Kenya dilaporkan terluka saat membebaskan para sandera. "Segala upaya telah dilakukan untuk mengakhiri permasalahan ini."

Saat itu juga Palang Merah Kenya mengungkap, jumlah orang yang meninggal bertambah jadi 68 orang -- termasuk sejumlah anak tak berdosa, dari 59 orang yang diungkap sebelumnya. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini