Sukses

Tak Juga Disetujui Serang Suriah, Obama Rayu Warga AS

Obama kembali mencoba untuk 'menjual' langkah intervensi militer untuk Suriah yang digagasnya.

Langkah intervensi militer yang digalakkan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama belum juga mendapat persetujuan dari kongres. Obama pun kembali mencoba meraih dukungan pada Selasa 10 September, dengan merayu warga AS yang mengecam keras aksi pembunuhan massal dengan senjata kimia di Suriah.

Dengan langkah tersebut, Obama akan meminta PBB menyetujui intervensi militer untuk Suriah yang telah dipersiapkan olehnya secara matang.

"Cita-cita kita dan prinsip-prinsip serta keamanan nasional kita dipertaruhkan di Suriah," kata Obama seperti dimuat CNN Breaking News yang dikutip Liputan6.com, Rabu (11/9/2013).

Obama juga mengaskan bahwa AS harus bertindak ketika diktator seperti Presiden Suriah Bashar Al Assad berani melanggar perjanjian internasional untuk melindungi umat manusia.

Dalam pidato selama 15 menit di televisi nasional, Obama menyampaikan dukungannya untuk memenangkan publik dan Kongres yang skeptis atas serangan AS yang direncanakan untuk Suriah --yang disebut-sebut pascaserangan senjata kimia pada 21 Agustus 2013 menewaskan lebih dari 1.400 orang di pinggiran kota Damaskus.

Tawaran Damai Rusia

Ancaman obama yang akan melakukan intervensi militer untuk Suriah pun membuahkan penawaran baru dari pihak Rusia. Pihak Rusia meminta Pemerintah Suriah untuk menempatkan cadangan senjata kimia yang dimilikinya di bawah pengawasan internasional dan segera dimusnahkan.

Hal itu dilakukan dalam upaya menghindari serangan militer AS yang akan dilakukan, terkait banyaknya korban jiwa akibat serangan mematikan dengan zat kimia itu.

Namun, pembukaan diplomatik oleh Rusia itu mengubah persamaan strategis dan politis. Sebab berdasarkan rencana Rusia --yang masih belum dijelaskan secara rinci-- Suriah akan menyerahkan stok senjata kimia untuk pengawasan internasional. Hal itu akan memenuhi kriteria utama Obama untuk mengakhiri senjata kimia yang merupakan ancaman oleh rezim Pemerintahan Assad.

Karena Rusia membatalkan pertemuan Dewan Keamanan PBB dan menolak proposal awal Perancis untuk kerangka resolusi terkait krisis Suriah, timbul pertanyaan apakah upaya diplomasi yang dilakukan Rusia serius atau taktik untuk menunda serangan AS terhadap Suriah.

Bagi Obama, usulan Rusia merupakan komentar spontan dari pernyataan Menteri Luar Negeri AS John Kerry yang juga menginginkan langkah intervensi militer.

Obama menyebut tawaran Rusia tanda berpotensi menjanjikan, tetapi memperingatkan bahwa terlalu dini untuk mengatakan tawaran tersebut akan berhasil dan setiap kesepakatan harus memverifikasi bahwa rezim Assad akan menjaga komitmennya.

Oleh karena itu, lanjut Obama, ia meminta Kongres untuk menunda pemungutan suara untuk sekarang mengizinkan kekuatan militer terhadap Suriah. "Selain itu, upaya diplomatik akan memberikan lebih banyak waktu bagi inspektur PBB untuk melaporkan temuan mereka pada serangan bulan Agustus dan memungkinkan pemerintahannya untuk terus menggalang dukungan untuk respons internasional," kata Obama.

Pada saat yang sama, Obama juga menyatakan siap untuk memerintahkan militer AS untuk melakukan serangan jika langkah diplomasi gagal. (Tnt/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.