Sukses

Rusia Minta Presiden Assad Serahkan Senjata `Pemusnah' Kimianya

Pihak Rusia meminta Pemerintah Suriah untuk menempatkan cadangan senjata kimia yang dimilikinya di bawah pengawasan internasional.

Pihak Rusia meminta Pemerintah Suriah untuk menempatkan cadangan senjata kimia yang dimilikinya di bawah pengawasan internasional dan segera dimusnahkan. Hal itu dilakukan dalam upaya menghindari serangan militer AS yang akan dilakukan, terkait banyaknya korban jiwa akibat serangan mematikan dengan zat kimia itu.

Seperti dimuat Breaking News BBC yang dikutip Liputan6.com, Senin (9/9/2013), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan tawaran itu dibuat untuk Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem dalam pembicaraan di Moskow. Sergei mengatakan ia tidak tahu apakah pihak Damaskus akan setuju, namun pihaknya berharap segera mendapatkan respon positif dari mereka.

Hingga saat ini, Presiden Suriah Bashar al-Assad masih membantah menggunakan senjata kimia untuk membunuh ratusan warga sipil tak berdosa. AS pun tak mau kalah dengan kegigihan pihak Suriah, dan mengancam akan melakukan pemogokan atas tuduhan rezim Assad telah melakukan kejahatan perang.

Bahkan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, di Eropa juga akan melakukan penggalangan dukungan untuk melakukan intervensi militer. Sebab menurutnya, tak mengambil tindakan lebih berisiko dibandingkan dengan meluncurkan serangan.

Ketika ditanya pada konferensi pers apakah ada sesuatu yang bisa dilakukan Assad untuk menghindari aksi militer, Kerry menjawab bahwa langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah menyerahkan seluruh persediaan senjata kimianya hingga minggu depan.

Para pejabat AS kemudian menjelaskan, saat ini Kerry sedang membuat argumen retorika ketimbang tawaran serius untuk Suriah.

Dari hasil penyelidikan yang dilakukan, AS menuduh pasukan Assad membunuh 1.429 orang dalam serangan bom kimia pada tanggal 21 Agustus di pinggiran ibukota, Damaskus. Namun pemerintahan Assad menyalahkan pemberontak yang menjadi biang keladinya. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini