Sukses

Aksi Heroik Antoinette Mencegah Pembantaian di Sekolah AS

Seorang pria membawa senapan serbu, hampir 500 butir amunisi, masuk ke sebuah SD di Georgia. Untung tragedi tak terjadi.

Nyaris saja pembantaian terjadi di sebuah Sekolah Dasar di Georgia, Amerika Serikat. Seorang pria membawa senapan serbu, hampir 500 butir amunisi, tiba-tiba masuk, menyandera staf sekolah, dan menembaki polisi.

Kejadian dramatis yang terekam dalam rekaman televisi menunjukkan kepanikan siswa berebut ke luar gedung.

"Situasi bisa saja amat buruk dan mengerikan," kata salah satu komandan kepolisian setempat seperti dimuat News.com.au, Kamis (22/8/2013). Jika saja tak ada seorang staf administrasi sekolah yang berani bertindak.

Pahlawan itu bernama Antoinette Tuff. Perempuan itu tak gentar, mendekati si penembak, membujuknya untuk menurunkan senjatanya dan menyerah pada polisi.

Tindakannya itu yang mungkin menyelamatkan banyak nyawa.

Hebatnya, usai dibujuk pria tersebut menyesali perbuatannya. "Dia minta maaf atas apa yang dilakukannya. Ia juga mengaku ingin mati," kata Antoinette Tuff kepada ABC.

Lalu pada pelaku, Antoinette menceritrakan tentang kehidupannya -- soal pernikahan selama 33 tahun yang harus berakhir tragis dengan perceraian, tentang jatuh bangun saat membuka bisnisnya.

"Aku berkata padanya, 'Oke, semua orang menghadapi masa-masa sulit dalam hidupnya. Semua akan baik-baik saja'," kata dia. "Kalau aku bisa bangkit, dia (pelaku) juga pasti bisa."

Lalu Antoinette mengaku meminta tersangka untuk meletakkan senjatanya, mengosongkan sakunya, dan meletakkan tas ranselnya ke lantai. "Aku mengatakan pada polisi, ia menyerahkan diri. Atas kemauannya sendiri. Aku hanya mengajaknya bicara dari hati ke hati."

Pelaku Berusia Muda

Kepala Kepolisian Cedric L Alexander mengatakan, tersangka, yang diidentifikasi sebagai Michael Brandon Hill (20), menembakkan setidaknya setengah lusin tembakan dari area administrasi sekolah. Polisi membalas tembakannya saat tersangka sendirian. Dalam konferensi pers, Hill menyerahkan diri sesaat kemudian. Belum diketahui motif perbuatannya itu.

"Ia berjalan membawa 498 amunisi," kata Alexander. "Masuk akal jika kita berasumsi dia akan membuat sesuatu yang fatal."

Pelaku dikenakan dakwaan berlapis: menyerang polisi, meneror, dan memiliki senjata api.

Sementara, pengawas sekolah, Michael Thurmond memuji peran pihak sekolah memastikan keselamatan muridnya, tetap tenang, dan tidak panik. "Itu adalah hari yang terberkati. Semua anak kami selamat," ungkap dia.

Selain memuji pihak sekolah, ia juga berterimakasih atas respons cepat aparat keamanan, yang melubangi pagar agar para murid bisa lari secepatnya dari sekolah. Pasukan SWAT juga menyisir seluruh kelas dan ruangan, memastikan semua orang pergi dari sana.

Horor penembakan sekolah belum lagi hilang dari benak rakyat Amerika Serikat. Salah satunya terjadi pada Jumat 14 Desember 2012, seorang pemuda, Adam Lanza sekonyong-konyong masuk ke Sekolah Dasar Sandy Hook, Newtown, Connecticut. Memberondongkan senjata yang menewaskan 26 orang, 20 di antaranya para bocah. (Ein/Mut)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.