Sukses

Dianggap Hina Presiden, China Sensor Kartun Winnie the Pooh

Gambar itu terlanjur menyebar bak virus di internet. Para kritikus mengatakan, aturan sensor terlalu sensitif dan defensif menanggapinya.

Siapa tak kenal Winnie the Pooh, tokoh fiksi dalam kartun yang dicintai, punya "otak yang kecil", gemar makan madu, dan bersahabat dengan seekor babi bernama Piglet.

Namun saat Presiden Xi Jinping dibanding-bandingkan dengan Winnie the Pooh, aturan sensor yang ketat di Cina pun bertindak.

Awalnya, foto Presiden Xi Jinping bersama Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam konferensi tingkat tinggi di California diunggah dalam situs media sosial Weibo Selasa lalu. Disandingkan dengan ilustrasi Winnie The Pooh dan temannya, Tiger. Kebetulan pose dalam dua gambar itu sama.

Komentar-komentar yang membanjiri di situs mikroblog itu langsung dihapus. Demikian juga dengan gambar yang ada di sana.

Meski demikian, gambar itu terlanjur menyebar bak virus di internet. Para kritikus mengatakan, aturan sensor terlalu sensitif dan defensif menanggapinya.

Laporan South China Morning Post, yang dilansir kembali oleh Daily Mail, 14 Juni 2013 mengatakan, sensor justru menyingkirkan "apa yang bisa dijadikan kampanye PR (publikasi ke masyarakat) yang positif untuk Presiden Xi Jinping."

Sementara, pengunggahnya, blogger yang mengatasnamakan diri Nicaragua Rabbit membalas pesan sensor "posting ini tak pantas untuk dipublikasikan."

"Administratornya pelit. Tak punya rasa humor," tulis dia.

Menurut Daily Telegraph, studi terbaru Harvard menunjukkan, "posting dengan dengan pesan negatif, atau pedas, yang mengritik negara, pemimpin, atau kebijakannya akan "mengundang" sensor lebih dari posting lainnya.

Sebelumnya, Barack Obama dan Xi Jinping telah menyelesaikan KTT informal dua hari yang membahas beragam isu, termasuk di antaranya keamanan dunia maya, Korea Utara, dan perubahan iklim.

Kedua pemimpin sepakat bahwa menyelesaikan berbagai perbedaan pendapat mengenai keamanan dunia maya, akan menjadi kunci bagi masa depan hubungan bilateral. Juga sepaham bahwa Korea Utara harus meninggalkan program senjata nuklirnya. (Ein/Ary)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.