Sukses

Mengerikan... `Horor` Perang dalam Gambar Karya Anak-anak Suriah

Karya anak-anak Suriah menggambarkan kengerian perang, lebih menyentuh daripada tulisan wartawan perang berpengalaman sekalipun.

Jika benar sebuah gambar mewakili ribuan kata. Apa yang disampaikan sejumlah anak-anak Suriah melalui goresan pensil warna, menggambarkan horor perang di negaranya, dengan cara yang lebih menyentuh dan lugas daripada wartawan perang paling berpengalaman sekalipun.

Gambar-gambar mengerikan itu digambar oleh anak-anak Suriah yang hidup di pengungsian di luar negeri. Tentang gambaran perang sipil yang mencerabut damai dari kampung halaman mereka.

Tak ada kemenangan atau pahlawan dalam gambar itu. Hanya ada ancaman tak berujung dari helikopter militer yang terbang rendah, pesawat tempur, tank, dan para serdadu yang memanggul senapan. Juga, jasad-jasad tak bernyawa yang bergelimpangan di jalanan.



Perang sipil di Suriah telah berlangsung lebih dari 2 tahun. Data menyebut 100 ribu orang telah kehilangan nyawa akibat perang saudara. Namun, jumlah sesungguhnya diperkirakan lebih banyak.

Setelah dari yang tewas adalah warga sipil, termasuk anak-anak. Dan mereka yang masih bisa menggambar adalah anak-anak yang beruntung masih hidup. Meski, tak berarti penderitaan mereka berakhir di kamp pengungsian di negeri jiran, seperti di Irak dan Lebanon.



"Empat juta orang telah melarikan diri ke luar Suriah. Sekitar 7 ribu orang lari tiap harinya," kata juru bicara badan PBB untuk urusan anak-anak (UNICEF), Kate Moore seperti dimuat News.com.au, Kamis (6/6/2013).

Kondisi kamp-kamp pengungsi sangat menyedihkan. "Kami berjuang untuk mengatasi penyakit. Ada wabah campak baru-baru ini, dan campak merupakan salah satu pembunuh utama bagi anak-anak balita."

Banyak anak yang lahir dan besar di dalam kamp. "Kami berusaha menyediakan sanitasi dan pendidikan juga konseling trauma bagi anak."

Laporan UNICEF yang dikeluarkan tahun ini menyebut, jumlah uang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sekitar 800 ribu anak Suriah mengungsi akibat konflik mencapai US$ 127,4 juta.

Sementara, baru US$ 27,2 juta yang dipenuhi dari donor asing. Padahal jumlah pengungsi makin banyak dari hari ke hari. (Ein/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini