Sukses

Australia Sambut Baik Penangkapan Hambali

Pemerintah Australia menyambut baik keberhasilan Amerika Serikat menangkap Hambali. Dia dinilai sebagai mata rantai utama antara organisasi Al-Qaeda dan Jamaah Islamiyah.

Liputan6.com, Auckland: Pemerintah Australia menyambut baik keberhasilan Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA) menangkap Hambali. Pemerintah negeri Kangguru juga berkeyakinan keberhasilan AS ini akan berpengaruh pada jaringan teroris internasional. "Saya ucapkan selamat kepada Amerika Serikat. Dan saya yakin penangkapan itu dapat berpengaruh secara psikologis pada jaringan teroris internasional," ujar Perdana Menteri Australia John Howard dalam jumpa pers di Auckland, Selandia Baru, baru-baru ini.

Menurut Howard, Hambali adalah mata rantai utama antara organisasi Al-Qaeda dan Jamaah Islamiyah. Bahkan, hampir dapat dipastikan dia juga otak utama serangan bom di Bali. "Jadi, bagi para keluarga dan kerabat dari warga Australia korban bom Bali, saya harap mereka menganggap penangkapan ini sebagai keadilan," tambah Howard [baca: Hambali Ditangkap di Thailand].

Hambali alias Encep Nurjaman atawa Ridwan Isamuddin adalah orang yang dikaitkan dengan berbagai insiden peledakan bom di Tanah Air [baca: Hambali Tersangka Bom Bali]. Pria kelahiran 1966 di Desa Sukamanah, Cianjur, Jawa Barat, ini memulai perjalanannya saat merantau ke Malaysia pada 1986. Di Negeri Jiran, Hambali menetap di sebuah rumah yang bersebelahan dengan Abu Bakar Ba`asyir di Sungai Manggis, Banting Kelang, Selangor, Malaysia. Dari sini perjalanan Hambali dimulai setelah berkenalan dengan Ba`asyir dan almarhum Abdullah Sungkar [baca: Hambali dan Ba`asyir Pernah Tinggal Bersama].

Setahun kemudian, dia pergi ke Pakistan. Di sana, dia dilaporkan mengikuti pelatihan di sebuah kamp yang khusus menggembleng para militan untuk bertempur melawan Rusia di Afghanistan. Pada 1990, Hambali kembali ke Malaysia. Sejak itu, rumah Hambali disebut-sebut sebagai tempat penting yang mesti disinggahi oleh sejumlah pengikut atau teman-temannya yang akan pergi ke Afghanistan atau ke Filipina dalam kaitan perjuangan mereka.

Dalam struktur organisasi Jamaah Islamiyah, Hambali adalah penasihat regional sekaligus sebagai pimpinan Mantiki Ula bersama Muklas, terdakwa Kasus Bom Bali. Setelah sejumlah pimpinan JI ditangkap, termasuk Abu Bakar Ba`asyir, Hambali dikabarkan menjabat posisi tertinggi di organisasi tersebut. Setidaknya dia mengambil posisi komando untuk menyatukan kembali organ-organ JI yang terpecah setelah sejumlah pemimpinnya ditangkap di beberapa negara [baca: Ketua Jamaah Islamiyah Singapura Ditangkap di Riau].(PIN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.