Sukses

Bom Bunuh Diri di Mapolres Poso Langsung Disorot Australia

Media Australia pun langsung menyorot insiden tersebut, 3 jam setelah kejadian.

Awal pekan pertama Juni, Tanah Air Indonesia dikejutkan oleh ledakan bom bunuh diri yang dilakukan pria bermotor di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah. Bahkan Australia pun langsung menyorot insiden tersebut, 3 jam setelah kejadian.

Media News.com.au dalam laporannya berjudul 'Suicide bomber in failed attack in Indon', Senin (3/6/2013), seorang pria bermotor menerobos masuk pintu gerbang Mapolres Poso, kemudian meledakkan bom di depan masjid yang berada di area markas kepolisian terebut.

"Ledakan terjadi di jalan antara pintu gerbang masuk dan masjid," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP, yang dikutip media Negeri Kangguru itu. "Tidak ada yang tewas dan terluka, selain pelaku," sambung dia.

News.com.au juga melansir, berdasarkan sumber kepolisian, pria itu diduga anggota kelompok teroris Santoso, militan Indonesia yang tengah diburu kepolisian.

"Hutan belantara di Poso diketahui sebagai tempat persembunyian kelompok teroris yang kerap menyerang aparat kepolisian, tulis media tersebut.

"Poso juga pernah menjadi tempat konflik antara umat beragama antara tahun 1990-an dan pertengahan tahun 2000, yang menyebabkan ribuan orang tewas."

Kronologi

Bom terjadi pada Senin pagi, sekitar pukul 08.00 Wita. Di saat Polres belum ramai oleh aktivitas, seseorang dengan mengendarai sepeda motor masuk lewat pintu gerbang.

Petugas jaga sudah coba menghalangi, tapi tetap lolos. Di halaman Mapolres, sekitar 3 meter sebelum bangunan Polres, terjadi ledakan.

"Menurut teman-teman di lokasi, ledakannya cukup keras, " kata Soemarno. Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Soemarno saat dihubungi Liputan6.com.

"Tidak ada anggota dan warga lain yang terluka. Karena masih pagi, belum ramai, pukul 08.00 Wita," ujar Soemarno.

Kini, jenazah pelaku ada di RS Poso. Besar kemungkinan, jenazah akan dibawa ke RS Bhayangkara, Palu, untuk identifikasi lebih lanjut. (Riz/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini