Sukses

Anak Ditembak Mati Saat Interogasi, Pria Chechnya Kutuk FBI

Ibragim Todashev (27) ditembak di Florida oleh agen FBI yang sedang menginterogasinya.

Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) menembak mati seorang pria yang diduga terkait pelaku pemboman Boston Marathon. Saat sedang menginterogasinya.

Ibragim Todashev (27) ditembak di Florida, setelah menusuk seorang agen yang menanyainya soal hubungannya dengan Tamerlan Tsarnaev, dalam kasus tiga pembunuhan yang terjadi sebelum pemboman di dekat garis finis marathon Boston.

Namun, dari rumahnya di Kota Grozny, Chechnya, ayah Ibragim, Abdulbaki Todashev bersikeras, tak mungkin anaknya melakukan kekerasan. Ia juga mengaku putranya mengenal Tamerlan Tsarnaev karena sama-sama tinggal di Boston.

"Hanya karena mereka pergi ke gym yang sama," kata dia kepada media Rusia, RT, seperti dimuat News.com.au, Kamis (23/5/2013). "Jika tak diprovokasi, putra saya seorang yang pendiam dan tak akan menyerang siapapun dalam hidupnya."

Ibragim juga seorang yang taat, "Ia pemuda Chechnya biasa, memeluk Islam. Itu saja." Sementara Tamerlan Tsarnaev adalah seorang petinju, Ibragim adalah petarung.

Abdulbaki menceritakan, keluarganya pindah kembali ke Grozny, dari Saratov di Rusia tengah, saat putranya masih sekolah.

Ibragim, kata dia, minta pergi ke Amerika untuk belajar Bahasa Inggris. Supaya lebih lancar. "Saat pergi ke AS, dia menyukainya dan berkata, 'boleh kan saya menetap di sini'."

Dia juga mengaku, Ibragim sudah memiliki tiket pulang ke Chechnya  bulan ini, namun ia berubah pikiran. Hingga saat ini belum jelas apakah Ibragim menjadi tersangka dan punya peran dalam insiden bom Boston.

Takut Dijebak FBI

Seorang temannya mengaku, FBI mulai tertarik mengawasi Ibragim setelah bom Boston-- dan ia mengaku khawatir bakal "dijebak".

Kepada media di AS, penyelidik mengatakan Tamerlan Tsarnaev dan Ibragim Todashev diduga menjadi pelaku tiga kasus pembunuhan di kawasan pinggiran Boston. Di mana korbannya ditemukan nyaris terpenggal, dan ditutupi ganja dan uang bernilai ribuan dolar.

Ibragim diduga menyerang agen yang memeriksanya, sehingga terpaksa ditembak mati.

Sebuah pernyataan yang membuat ayahnya bertanya-tanya. "Bagaimana bisa dia menyerang polisi, apalagi dengan pisau, padahal mereka (penyelidik) bilang ada enam orang di dalam rumah saat itu." (Ein/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini