Sukses

Sadis! Kronologi 2 Teroris Penggal dan Cincang Tentara Inggris

Aksi teror yang brutal dan sadis terjadi di siang bolong di jalanan Woolwich, Inggris. Korbannya diduga tentara Inggris. Umat Islam mengutuk tindakan itu.

Aksi teror yang brutal dan sadis terjadi di siang bolong di jalanan Woolwich, Inggris. Diawali sebuah mobil yang sengaja menabrak seorang pria, yang diduga tentara Inggris.

Kemudian, dua penyerang melukainya dengan parang hingga tewas, lalu membuang jasadnya di tengah jalan di tenggara Kota London. Saat korbannya, yang memakai kaus bertuliskan "Help for Heroes" -- gerakan amal yang membantu para veteran perang tergeletak, satu dari dua penyerang menghadap kamera yang menyala.

"Kami bersumpah, tak akan berhenti menyerang sampai kau melepaskan kami," kata pria dengan tangan penuh darah yang memegang pisau daging terhunus. Ia berbicara dengan aksen London.

"Satu-satunya alasan kami membunuh pria ini adalah karena umat muslim tewas setiap harinya," kata dia dalam video yang ditayangkan ITN, seperti dimuat CNN, Kamis (22/5/2013). "Dia adalah tentara Inggris. Mata diganti mata, gigi diganti gigi."

Seorang saksi mata, Michael Atlee, menggambarkan rangkaian kejadian sadis yang terjadi Rabu kemarin seperti "kekacauan berdarah".

Sementara, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebutnya sebagai serangan teroris. "Kami tak akan menyerah pada teror," kata dia dalam akun Twitternya.

Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May mengungkap hal senada. "Kita telah menyaksikan terorisme di jalanan Inggris sebelumnya. Dan kita selalu menang," kata Bu Mendagri. "Tindakan sekeji ini tak boleh dibiarkan."

Dua Pisau Daging

Seorang saksi, yang menyebut dirinya sebagai James, kepada radio LBC 97.3 menyebut, dia pria berdiri di depan  korban yang terbaring di tengah di kawasan Woolwich ibukota Inggris itu.

Awalnya, dia berpikir dua pria itu membantu pria yang tertabrak mobil tersebut, sampai ia melihat kilatan dua pisau daging.

"Mereka mencincang pria itu secara harafiah, seakan ingin menghilangkan organ-organnya," kata dia, bergetar. "Kedua orang itu menggila, seperti binatang tak berperikemanusiaan."

Sementara, saksi yang tak mau disebut namanya mengaku, saat kejadian ia dalam perjalanan menuju tempat wawancara kerja. Melihat kejadian itu, ia langsung merekamnya dengan kameranya.

Lalu, tiba-tiba, seorang pria dengan pisau dan tangan penuh darah menghampirinya, tepat di depannya. Ternyata minta direkam dan difoto. "Tidak... tidak, (jangan takut) ini keren. Aku hanya ingin bicara."

Tersangka lalu meminta maaf pada kaum perempuan yang menyaksikan kejadian sadis itu. "Tapi, di tanah kami, perempuan-perempuan di sana menyaksikan hal yang sama," kata dia. "Rakyatmu tak akan selamat. Gulingkan pemerintahan, mereka tak peduli denganmu."

Laporan kali pertama diterima polisi pukul 14.20 waktu setempat, yang langsung mengerahkan pasukan bersenjata dan unit pemadam kebakaran. Dua tersangka yang menyerang polisi langsung dilumpuhkan dengan timah panas. Mereka terluka parah, meski masih hidup, dan dibawa ke dua rumah sakit terpisah.

Apa persisnya motif mereka, polisi masih melakukan penyelidikan. "Kami mengerti, orang-orang membutuhkan jawaban. Namun saya menekankan, kami masih dalam tahap awal investigasi."

Umat Islam Mengutuk

Insiden ini menimbulkan kekhawatiran mungkin mengobarkan permusuhan terhadap kaum muslim. Karena pelaku  menyebut-nyebut "umat muslim." Kepolisian Metropolitan pun mengerahkan polisi anti huru-hara sebagai langkah pencegahan.

Dewan Muslim Inggris mengutuk apa yang disebut sebagai "tindakan yang benar-benar barbar yang tidak memiliki dasar dalam Islam." Mendesak muslim dan non-muslim "untuk bersatu dalam solidaritas untuk memastikan kekuatan kebencian tidak menang."

Kutukan pada aksi teror itu juga disampaikan pemimpin Al Falah Braintree Islamic Center, Sikander Sleemy. Apalagi menyusul tindakan dua pria bersenjata tajam yang melemparkan granat asap ke sebuah masjid di Essex dan meminta pertanggungjawaban atas teror di Woolwic.

"Kami mengutuk teror yang terjadi di Woolwich. Itu bukan tindakan Islami." (Ein/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini