Sukses

Pria Misterius Bantah Beri Ajaran Ekstrem ke Bomber Boston

Pria 39 tahun itu memang mengaku sebagai mualaf, tapi ia membantah pernah menjadi guru Tamerlan tidak pernah memberikan ajaran ekstrem kepadanya.

Ruslan Tsarni, paman bomber boston bersaudara Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev mengungkapkan, Tamerlan dicuci otak oleh pria misterius yang disebut sebagai Misha. Ruslan menyebut, Misha sebagai seorang mualaf asal Armenia dengan pemahaman agama yang keliru.

Namun Misha yang memiliki nama asli Mikhail Allakhverdov itu membantahnya. Pria 39 tahun itu memang mengaku sebagai mualaf, tapi ia membantah pernah menjadi guru Tamerlan tidak pernah memberikan ajaran ekstrem kepadanya.

"Saya bukan gurunya. Jika saya memang gurunya, ia (Tamerlan) tidak akan berbuat seperti ini," ujar Mikhail, seperti dimuat Boston Herald, Selasa (30/4/2013).

Mikhail menjelaskan, Biro Investigasi Amerika Serikat (FBI) telah menggeledah perangkat komunikasinya, seperti komputer dan ponsel. Lalu agen penyelidik memutuskan untuk menutup dugaan terhadap dirinya.

"Saya sangat kooperatif dengan FBI. Saya memberikan segala barang, termasuk komputer dan ponsel untuk diperiksa. Setelah itu, mereka bilang akan menutup kasus terhadap saya," tutur Mikhail.

Sebelumnya, petinggi penyidik AS menyatakan, pihaknya tidak menemukan indikasi adanya hubungan antara Mikhail dengan kegiatan yang berbau teroris.

Tamerlan dan Dzhokhar dinyatakan sebagai tersangka yang bertanggung jawab atas tewasnya 3 orang dan lebih dari 180 orang yang terluka akibat 2 bom yang meledak saat lomba maraton di Boston.

Kini Tamerlan sudah tiada. Ia tewas dalam baku tembak dengan polisi di sekitar kampus Insititut Teknologi Massachusetts (MIT). Kabar lain, pria bertopi hitam yang tertangkap kamera CCTV di lokasi bom Boston ini meninggal karena tak sengaja dilindas mobil yang dikendarai Dzhokhar, adiknya.

Sementara Dzhokhar kini menghuni sel kecil berpintu baja, di pusat tahanan medis federal di luar kota Boston. Tersangka II ini terancam hukuman mati atau pidana bui seumur hidup. (Riz)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.