Eks Pacar: Bomber Boston Renggut Keperawanan dan Cuci Otakku

Motif pemboman Boston Marathon di Amerika Serikat pada 15 April 2013 lalu masih ditelurusi. Biro Investigasi Amerika Serikat (FBI) tengah memburu orang ketiga yang diyakini sebagai pelatih duo bomber Boston, Tamerlan Tsarnaev dan Dzhokhar Tsarnaev.

Sosok Tamerlan masih misterius, karena dia tewas dalam penangkapan. Sementara sang adik, Dzhokar, menghuni sel kecil berpintu baja, di pusat tahanan medis federal di luar kota Boston

Mantan kekasih Tamerlan, Nadine Ascencao menceritakan semua pengalamannya selama menjalani hidup bersama bomber Boston tersebut. Ia mengaku, Tamerlan telah merenggut keperawanan dan sempat mencuci otaknya.

"Tamerlan telah merenggut keperawananku. Dia bilang cinta padaku karena aku orangnya tulus dan setia. Aku pun jatuh cinta padanya dan takut dia meninggalkanku bila aku tak menuruti kemauannya," tutur Nadine dalam wawancara eksklusif kepada The Sun, Senin (29/4/2013).

"Tapi andai waktu itu aku bisa meninggalkannya, aku bakal menjadi orang yang sangat beruntung," sesal Nadine.

Selama 3 tahun berhubungan, dia melihat perubahan pada diri Tamerlan. Dari yang awalnya pengisap ganja dan suka berpesta menjadi ekstremis.

"Awalnya dia sangat humoris sebagaimana anak muda pada umumnya. Suka bermain tinju. Lalu ia berubah. Beribadah 4 kali sehari, menonton video ekstremis dan berbicara hal-hal yang tak masuk akal," beber Nadine.

Tak lama kemudian, sambung Nadine, Tamerlan meminta untuk memeluk agamanya. Jika tidak Tamerlan mengancam akan memutuskan hubungan. "Dan aku menurutinya karena aku cinta mati padanya," jelas Nadine.

Nadine menceritakan, sejak saat itu, Tamerlan mulai banyak mengatur dirinya. Seperti melarangnya menonton televisi dan berpakaian ketat. "Katanya acara TV adalah proyek setan. Setan mengirimkan pesan-pesan lewat proyek komersil," ucapnya.

Setelah menuruti segala permintaan Tamerlan, Nadine malah diacuhkan. Tamerlan kepincut wanita lain yang kini menjadi istrinya, Katherine Russell.

Tamerlan dan Dzhokhar dinyatakan sebagai tersangka yang bertanggung jawab atas tewasnya 3 orang dan lebih dari 200 orang yang terluka akibat 2 bom yang meledak saat lomba lari maraton di Boston. (Riz)