Sukses

Ayah Bomber Boston: Saya Merasa Putus Asa

Anzhor Tsarnaev tetap mengatakan anak-anaknya tidak bersalah. Tamerlan dan Dzhokhar dia katakan tak terkait kelompok ekstremis manapun.

Ayah dua bomber Boston, Anzhor Tsarnaev, tetap mengatakan bahwa anak-anaknya tidak bersalah. Pria berusia 46 tahun itu mengatakan kedua anaknya tidak pernah terkait dengan kelompok ekstremis manapun. Namun, dia merasa putus asa untuk menjelaskan hal ini ke publik.

"Saya merasa putus asa. Kami adalah orang-orang sederhana. Kami mencoba memahami. Kami diserang dari semua sisi," kata Anzhor dalam wawancara eksklusif dengan Reuters, Minggu (28/4/2013).

"Saya tidak tahu apakah saya harus berbicara atau tinggal diam. Saya tidak ingin menyakiti anak saya."

Keluarga Tsarnaev merupakan etnis Chechen yang tinggal di Kyrgztan dan Dagestan. Mereka kemudian beremigrasi ke Amerika Serikat. Orangtua Tsarnaev ini kembali ke Dagestan, sebuah wilayah di Rusia bagian selatan, pada 2 tahun lalu.

Tamerlan Tsarnaev, pelaku bom Boston yang tewas saat proses penangkapan di Watertown menghabiskan paruh pertama tahun 2012 di Dagestan itu.

Kesedihan Anzhor semakin bertambah karena tidak bisa memakamkan anaknya itu di kampung halamannya. Dia juga tidak punya harapan bahwa Amerika Serikat akan melepaskan jasad Tamerlan. "Mereka tidak akan memberi kami jasadnya. Kami tidak akan bisa memakamkannya di tanah kami," katanya dengan nada emosi.

Anzhor juga membatalkan rencananya untuk pergi ke AS karena sakit. Selain tak bisa mengambil jenazah Tamerlan, dia juga tidak bisa bertemu dengan anaknya yang lain, Dzhokhar Tsarnaev--yang saat ini ditahan aparat AS.

"Saya tidak bisa membantu anak saya. Saya hanya berhubungan dengan Dzhokhar melalui pengacaranya. Mereka mengatakan akan memberi tahu saya apa yang dilakukan," tutur Anzhor. (Eks)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini