Sukses

Al-Ghozi Diadili Lagi Berkaitan Aktivitas MILF

Terdakwa kasus terorisme Fatur Rahman Al-Ghozi kembali diadili di Departemen Kehakiman Filipina di Manila. Empat WNI ditangkap polisi Filipina karena membawa bahan peledak yang dimodifikasi.

Liputan6.com, Manila: Terdakwa kasus terorisme Fatur Rahman Al-Ghozi kembali diadili di Departemen Kehakiman Filipina di Manila, Rabu (18/6). Jaksa penuntut umum Peter Ong memfokuskan pertanyaan pada keterlibatan Fatur Rahman dalam serangkaian pengeboman di Filipina, pada Desember 2000 [baca: Fatur Rahman Al Ghozi Mengaku Bersalah].

Jaksa berkeyakinan pengeboman itu dibiayai oleh anggota kelompok garis keras Jamaah Islamiyah, yakni Ridwan Issamudin alias Hambali dan Faiz Abu Bakar Bafana. Menurutnya, Hambali dan Bafana telah memberikan bantuan finansial untuk Kelompok Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Dugaan ini diperkuat oleh pengakuan Komandan MILF Saifullah Yunus alias Muklis, yang juga menjadi terdakwa pada persidangan tersebut. Muklis mengaku bantuan finansial dari petinggi Jamaah Islamiyah itu disampaikan melalui Fatur Rahman. Selain itu, dia juga mengakui kehadiran Hambali dan Bafana di Filipina, pada 1 Desember 2000, untuk menyaksikan pelaksanaan jihad di negara tersebut [baca: Filipina Diguncang Bom Beruntun, 14 Tewas].

Selasa kemarin, empat warga Indonesia ditangkap polisi Filipina karena membawa bahan peledak yang telah dimodifikasi. Tiga orang di antaranya, yakni Yustinos Barahama (18), Alan Panggilawan (19) dan Mark Panggilawan (18), ditangkap di sebuah Stasiun Bus Kota General Santor, Filipina.

Berdasarkan informasi dari ketiganya, polisi menggerebek desa dekat tempat kejadian dan menangkap orang Indonesia keempat bernama Charlito Panggilawan (18), dan seorang pria warga Filipina, Jun Parida. Sejauh ini, polisi Filipina masih menyelidiki apakah keempat WNI ini anggota jaringan Jamaah Islamiyah, yang dituduh mengebom sejumlah lokasi di Tanah Air. Pemerintah Filipina juga ingin mengetahui apakah para pemuda belasan tahun itu memiliki peran dalam sejumlah serangan pemboman mematikan di Pulau Mindanao, Filipina Selatan, yang telah menewaskan hampir 100 sejak Maret silam.(PIN/Pinta)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini