Sukses

Tarian, Budaya Manusia Yang Universal

Dari siswi sekolah balet hingga ke suku tradisional Kalahari, terpantul satu pesan bahwa manusia hidup untuk menari. Beberapa bahkan mengatakan, manusia menari untuk hidup.

Liputan6.com, Washington D.C.: Aneka ragam kebudayaan di dunia sedikit banyak memiliki kesamaan. Tarian, satu di antaranya. Dalam setiap masyarakat, tarian mungkin memiliki makna yang berbeda-beda namun motifnya seringkali serupa. Dari siswi sekolah balet hingga ke suku tradisional Kalahari di Afrika Utara, terpantul satu pesan bahwa manusia hidup untuk menari. Beberapa kelompok masyarakat bahkan mengatakan, manusia menari untuk hidup. Suku Indian Chippewa, misalnya menari untuk roh nenek moyang. Sedangkan suku peradaban kuno seperti Inka dan Maya di Amerika Tengah menari dengan pelbagai persembahan demi suksesnya acara berburu atau kelimpahan panen.

Menari juga menjadi penegasan terhadap ide bahwa suatu masyarakat memiliki kepercayaan dan kewajiban yang sama. Dan mengapa manusia masih melakukannya? Seorang penari Douglas Yuell dari Studio Tari Joy of Motion di Washington D.C, Amerika Serikat, baru-baru ini mengatakan, seni tercipta melalui tubuh, sehingga tarian menjadi sebuah pengalaman yang sangat pribadi. Tarian apa pun bentuknya menjadi wahana ekspresi diri yang paling langsung dan paling intim. Ekspresi diri ini memiliki bermacam fungsi, seperti olahraga dan menjalin hubungan dengan orang lain.(DEN/Pinta)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini