Sukses

Datuk Seri 'Pengkhianat' Malaysia Mengaku Danai Sultan Sulu

Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia menyatakan beberapa orang di Sandakan dan Semporna, Malaysia, telah membiayai pasukan Sulu sebelum bergerak ke Sabah.

Konflik perebutan wilayah Sabah antara pemerintah Malaysia dan pasukan loyalis Sultan Sulu Filipina kembali memanas, setelah Sultan Sulu Jamalul Kiram III mengutus 100 pejuang baru untuk menyambangi Sabah -- merebut wilayah di Kalimantan Utara itu.

Sementara, di Malaysia sedang heboh adanya beberapa tokoh bergelar "Datuk Seri" yang berkhianat mendanai pasukan Sulu. Wakil Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia Tan Sri Khalid Abu Bakar menyatakan, beberapa orang di Sandakan dan Semporna, Malaysia, telah membiayai pasukan Sulu sebelum bergerak ke Sabah pada 5 Maret 2013 lalu.

"Beberapa orang pengkhianat Malaysia itu telah mengirimkan sejumlah dana kepada pasukan Sulu di Pulau Jolo, Filipina. Mereka semua terancam penjara seumur hidup atau hukuman mati," ungkap Khalid.

Kini salah satu orang yang mendanai tersebut akhirnya muncul di muka publik. Adalah Datuk Seri Muhammad Ridhwan Sulaiman dari Al-Ehsan Islamiah charity foundation.

Dalam jumpa pers di Kantor Kepolisian Ampang Jaya, Malaysia, Datuk Seri Ridhwan mengaku telah memberikan sejumlah dana ke Kesultanan Sulu. Tapi tak dijelaskan dana tersebut digunakan untuk apa. Juga tidak ditujukan ke pihak Kesultanan di bawah nahkoda Sulu Jamalul Kiram III. Tapi orang lain yang juga mengaku sebagai pewaris tahta Kesultanan Sulu, yakni Sultan Muedzul Lail Tan Kiram.

"Ridhwan ngaku telah memberikan sejumlah uang kepada pihak yang juga mengklaim sebagai pewaris Kesultanan Sulu, Sultan Muedzul Lail Tan Kiram," tulis Media Malaysia The Star, Senin (1/4/2013).

Akan tetapi, Ridhwan membantah telah memberikan dana kepada pasukan Sulu Jamalul Kiram III yang menyusup ke Sabah untuk merebut wilayah tersebut.

"Dia (Ridhwan) bilang tidak tahu menahu soal pengiriman pasukan Sulu Jamalul Kiram III," sebut The Star.

Sebelumnya, Kepolisian Malaysia berhasil menemukan kediaman Ridhwan di George Town. "Kami menemuinya di sana," ujar Kepala Kepolisian Malaysia Hamza Taib.

Siapa Sebenarnya Sultan Sulu?

Ternyata sengketa bukan hanya terjadi pada perebutan Sabah, tapi juga tahta Kesultanan Sulu. Ada beberapa pihak yang mengklaim sebagai Sultan Sulu, selain Jamalul Kiram III -- yang selama ini bikin Malaysia kalang kabut.

Yang pertama adalah Sultan Muedzul-Lail Tan Kiram. Muedzul mengaku sebagai pemimpin yang sah dari keluarga Kiram. Muedzul adalah putra dan putra mahkota yang ditunjuk dari Mahakuttah Kiram, sultan terakhir yang dikenal sebelum mangkat.

Selain itu, ada juga kerabat Kiram lain yang mengaku sebagai pewaris sah Sulu. Dalam sebuah artikel di Times Manila yang ditulis kolumnis Tausug Julmunir Jannaral, Fuad Kiram adalah sultan yang sah.

“Berdasarkan hukum yang berlaku umum, dari ayah ke anak yang sulung adalah hukum suksesi, Sultan Fuad adalah Sultan karena masuk dalam urutan pewaris tahta, jabatan dan posisinya sang ayahnya yakni Sultan Esmael E. Kiram I,” tulis Jannaral.

Tidak hanya itu, Seperti dimuat situs Filipina, Philippine Daily Inquirer, perwakilan dari Datuk Abinasser Sultan Badaruddin D. Mohammad Bataraza mengatakan, sultan versi mereka adalah keturunan Sultan Sulu Jamalul Alam dari istri pertama. Pewaris asli.

Untuk diketahui, Jamalul Alam adalah Sultan Sulu yang menandatangani perjanjian tahun 1878, yang menyewakan Sabah pada perusahaan Inggris, British North Borneo Company. Perwakilan Badaruddin sebelumnya telah mencoba mendapat pengakuan sebagai Sultan dari Presiden Aquino sejak 25 Juli 2012. Pada 24 Oktober 2012, pihak Badaruddin bahkan mengirim surat kepada Sekjen PBB, Ban Ki-moon, meminta dukungan agar diakui sebagai Sultan.

Meski demikian, Sultan Sulu yang selama ini digembar-gemborkan dalam media adalah Jamalul Kiram III. Dia adalah dalang di balik penyusupan ratusan orang ke Sabah. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini