Sukses

Filipina: Sultan Sulu Plin-Plan Tanggapi Dakwaan Malaysia

Sultan Sulu Jamalul Kiram III dinilai tak konsisten menanggapi persidangan terhadap 8 orang yang Malaysia klaim sebagai anggotaa pasukan Sulu.

Malaysia menggelar persidangan khusus untuk 8 orang -- yang diklaim Negeri Jiran tersebut sebagai anggota pasukan Kesultanan Sulu Filipina. 8 Orang tersebut didakwa Malaysia pasal berat, yakni pasal kejahatan teroris dan pasal melawan Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung Raja Malaysia Tuanku Alhaj Abdul Halim.

Sultan Sulu Jamalul Kiram III pun menanggapinya. Tapi dengan pernyataan yang plin-plan alias tidak konsisten. Melalui juru bicaranya, Abraham Idjirani, sebelumnya Sultan Kiram menegaskan bahwa 8 orang yang didakwa tersebut bukanlah pasukan mereka, melainkan warga Filipina penduduk Sabah.

"8 Warga Filipina tersebut bukan pasukan kami yang mendarat pada 9 Februari. Tapi mungkin adalah warga Filipina penduduk Sabah," kata Idjirani, seperti dilansir media Malaysia The Malaysian Insider, Jumat 22 Maret 2013.

Keesokannya, Idjirani menyatakan bahwa 8 orang tersebut adalah warga Malaysia yang berpura-pura menjadi pasukan Sulu. Bahkan, juru bicara Sultan tersebut menyebut Malaysia melakukan kebohongan publik lewat tersangka palsu.

"Pemerintah Malaysia itu maunya apa sih? Mereka melakukan kebohongan. Mereka membodohi pemerintah Filipina dan publik seluruh dunia," cetus Idjirani, seperti dilansir The Phillipine Star, Sabtu 23 Maret.

Menanggapi berubahnya sikap Sulu seperti ini, pemerintah Filipina angkat bicara. Wakil juru bicara Presiden Filipina Beniqno Aquino III, Abigail Valte menyatakan, pihak Sultan Sulu plin-plan.

"Mereka harus tegas dan mengklarifikasi mana yang benar. Kini pihak Sulu berkicau hal yang berbeda dari sebelumnya bahwa mereka (8 terdakwa) bukanlah warga Filipina, melainkan Malaysia," ujar Abigail, seperti dilansir The Phillipine Star, Minggu (24/3/2013).

Menurut Abigail, meski Sulu mengklaim bahwa 8 terdakwa adalah warga Malaysia yang berpura-pura, pemerintah Filipina lebih meyakini mereka adalah warga Filipina. Sebagaimana dugaan awal yang dilaporkan ke Kementerian Luar Negeri Filipina.

"Kami masih meyakini yang sebelumnya. Karena belum ada kabar jelas soal tudingan Sulu," ucap Abigail.

Filipina, sambung dia, akan memantau perkembangan 8 terdakwa tersebut. "Presiden Aquino mengambil langkah untuk membantu mereka," tandas Abigail.

Filipina Tak Percaya Sulu?

Sebelumnya, Kamis 22 Maret, Malaysia dikabarkan mengirim perwira dan pembunuh bayaran ke Filipina untuk membunuh Sultan Sulu Jamalul Kiram III. Namun Pemerintah Filipina meragukan isu tersebut.

Juru bicara Presiden Benigno Aquino III, Edwin Lacierda meminta Sultan Kiram untuk berhenti bersandiwara ke publik, dalam rangka mengacaukan pemerintah. Istana Malacanang Filipina menilai kabar rencana pembunuhan terhadap Sultan Kiram hanyalah dongeng semata.

"Ini benar-benar konyol. Setiap hari mereka membuat cerita sensasional. Kalian, rakyat Filipina mesti berhenti mendengarkan dongeng tingkat tinggi dari Sulu," kata Lacierda, seperti dilansir The Phillipine Star, Kamis 21 Maret.

Lacierda menjelaskan, berdasarkan hasil identifikasi dan verifikasi dari Badan Keamanan Nasional Filipina Cesar Garcia, plot pembunuhan terhadap Sultan Kiram tidak benar. Karenanya, Manila tidak mempercayai kabar tersebut.

"Kami sudah mengecek adanya dugaan orang Malaysia tiba di Filipina untuk membunuh Kiram. Dan hasilnya tak ada," ungkap Lacierda.

Sebelumnya, sambung dia, pihak Sulu pernah memberikan informasi bohong. Putri Sultan Sulu Jacel Kiram pernah mempublikasikan sebuah foto korban pertempuran Sabah dari Malaysia. "Tapi ternyata foto tersebut tidak benar," ujar Lacierda.

Sejak itulah, kata Lacierda, pemerintah Filipina tidak percaya dengan kabar-kabar yang datang dari Kesultanan Sulu. Selanjutnya Istana Malacanang akan melaporkan kisah hoax ini kepada Biro Investigasi Nasional untuk ditindaklanjuti. "Mereka (Sulu) telah menuduh 4 warga Malaysia. 

Mereka harus bisa membuktikannya," cetus Lacierda. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini