Sukses

Jenderal Malaysia: Kami Menang Lawan Pasukan Sulu

Malaysia mengklaim militernya telah menang dalam pertempuran sejak Februari 2013 itu.

Kontak senjata antara militer Malaysia dan pasukan Kesultanan Sulu Filipina belum berakhir. Pasukan loyalis Sultan Sulu Jamalul Kiram III diduga masih bercokol di wilayah Kalimantan Utara itu. Meski demikian, Malaysia mengklaim militernya telah menang dalam pertempuran sejak Februari 2013 itu.

"Pasukan militer kami memenangkan pertempuran melawan militan Sulu di Lahad Datu. Kondisi saat ini hampir normal," klaim pejabat Kepolisian Malaysia, Inspektur Jenderal, Ismail Omar, seperti dilansir The Star, Jumat (22/3/2013).

Menurut dia, pasukan Sulu yang masih berada di Sabah akan pergi dengan sendirinya seiring keamanan Sabah yang diperketat. "Mereka akan pulang dengan sendirinya," ujar Ismail.

Sebelumnya, Malaysia baru saja mengadili 8 anggota pasukan loyalis Sulu. Mereka menghadapi tuduhan serius: terorisme dan mengobarkan perang pada Yang Dipertuan Agong, Raja Malaysia.

Namun, pengakuan mengejutkan tercetus dalam sidang tersebut. Salah satu terdakwa, Hooland Kalbi mengaku sebagai "tentara bayaran". Ia mengaku mendapat uang untuk bergabung dengan pasukan loyalis Sulu.

Terhitung 107 orang telah ditangkap saat operasi pembersihan di bawah pimpinan pasukan gabungan, satuan khusus Somsa dan 243 orang yang merupakan pasukan pertahanan Immigration and National Registration.

Mayoritas pasukan Sulu ditangkap pihak Malaysia dalam serangan udara dan artileri pada 4 Maret. Mereka satu per satu diciduk di Kampung Tanduo dan di beberapa desa sekitarnya seperti di daerah Tanjung Labian, Lahad Datu, Semporna, Kunak, dan Sandakan.

Hingga berita ini diturunkan, panglima loyalis Sulu, Raja Muda Agbimuddin Kiram belum ditangkap. Sempat beredar dugaan ia lari ke Filipina, namun pihak Sulu mengatakan putra mahkotanya masih ada di Sabah. "Berjuang hingga titik darah penghabisan."

Agbimuddin bersama sekitar 235 pengikutnya Februari lalu menduduki Kampung Tanduo di Lahad Datu, Sabah. Mereka mengklaim sebagai pewaris sah Sabah. Sebuah klaim yang membuat negeri jiran luar biasa geram. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.