Sukses

Operasi Perangi Sulu Berakhir, Malaysia Jaga Ketat Sabah

Operasi militer Malaysia untuk 'memerangi' pasukan Sulu Filipina segera berakhir.

Operasi militer Malaysia untuk 'memerangi' pasukan Sulu Filipina segera berakhir. Puluhan jasad gerilyawan Sulu dievakuasi aparat Malaysia. Meski demikian, Malaysia tetap menjaga Sabah agar tidak kembali disusupi pasukan Sulu.

Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi menegaskan, pihaknya akan mendirikan posko keamanan untuk menjaga stabilitas kawasan Sabah, agar tidak kembali menyusup.

"Posko keamanan permanen akan kami bangun untuk memonitor situasi Sabah usai operasi militer," kata Zahidi, seperti dilansir The Star, Rabu (13/3/2013).

Menurut Zahidi, posko tersebut akan dijaga oleh Badan Militer Maritim, Dewan Keamanan Nasional, dan Kepolisian Malaysia.

Zahidi juga memberikan apresiasi kepada anak buahnya yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik. "Meski mereka sudah turun beroperasi, semangat perjuangan tetap membara," ujarnya.

Militer Malaysia, sambung Zahidi, akan terus memantau pemberitaan media Filipina soal keterlibatan oposisi Malaysia terkait konflik bersenjata di Lahad Datu ini.

"Kami yakin ada banyak informasi yang akan diungkap dalam konflik ini," ujarnya.

Sebelumnya, bombardir yang dilakukan militer Malaysia serta baku tembak yang berlangsung secara sporadis membuat jumlah prajurit loyalis Sultan Sulu Jamalul Kiram III menyusut. Sebanyak 54 orang dipastikan tewas, termasuk Haji Musa, salah satu jenderal pasukan Sulu yang dipimpin Agbimuddin Kiram.

Kepala Kepolisian Sabah Hamza Taib mengatakan tidak ada lagi bentrokan antara pasukan keamanan dan pasukan Sulu selama 24 jam terakhir.

Militer Malaysia meluncurkan Operasi Daulat pasca-tewasnya 8 polisi di Tanduo dan kampung-kampung lain yakni Simunul, Semporna, pada tanggal 1 dan 2 Maret 2013 lalu.

Pasukan Sulu yang dicap sebagai "teroris" oleh pihak Malaysia semula bersembunyi di Kampung Tanduo sejak 12 Februari lalu. Mereka menepis tawaran agar meletakkan senjata dan menyerah tanpa syarat.

Pasukan yang awalnya berjumlah 235 orang itu memilih mati, demi merebut Sabah -- yang diklaim sebagai warisan nenek moyang --dari Malaysia. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini