Sukses

Bendera Malaysia Berkibar Usir Simbol 'Harimau' Sulu di Tanduo

Dipastikan tak ada lagi pasukan loyalis Sultan Sulu Jamalul Kiram III yang masih menduduki Kampung Tanduo di Lahad Datu.

Dipastikan tak ada lagi pasukan loyalis Sultan Sulu Jamalul Kiram III yang masih menduduki Kampung Tanduo di Lahad Datu, Sabah. Angkatan bersenjata Malaysia yang mengklaim mengamankan sepenuhnya "ground zero" -- titik pusat konflik, mengibarkan bendera kebangsaan di sana. Bendera "Jalur Gemilang" menggantikan simbol harimau Sulu di Kampung Tanduo.

Seminggu setelah dibombardir habis-habisan dan baku tembak secara sporadis, tak terdengar lagi suara letusan senjata di wilayah yang jadi sengketa.

Operasi di Tanduo dinyatakan berakhir. Komisaris Polisi Sabah, Hamza Taib mengatakan, fokus saat ini diarahkan ke Kampung Tanjung Batu dan Kampung Sungai Bilis.

Saat ini, tambah Hamza, pasukan keamanan negeri jiran sedang berada di tahap akhir pembersihan pasukan bersenjata Sulu di desa-desa tetangga-- di mana hampir 2.000 orang  penduduknya melarikan diri dan mengungsi ke balai desa di Felda Sahabat.

Meskipun kehidupan Semporna dan Lahad Datu kembali normal, ia mengingatkan warga untuk tidak memasuki Tanjung Batu dan Sungai Bilis, yang masih diklasifikasikan sebagai zona merah

Jasad Jenderal Sulu?

Sebelumnya, 22 jasad pasukan Sulu kemarin dibawa ke luar dari zona merah. Sebanyak 18 mayat dikirim ke rumah sakit Lahad Datu, sementara empat lainnya di Tawau. Untuk dilakukan pemeriksaan post-mortem.

Komisaris Hamza mengaku pihaknya belum bisa memastikan pernyataan salah satu petugas forensik yang mengatakan, salah satu jenazah diduga adalah Haji Musa, jenderal dari kelompok Sulu yang dipimpin Raja Muda Azzimudie Kiram atau Agbimuddin Kiram.

"Saya tidak bisa mengatakan kalau itu adalah tubuh Haji Musa. Sebab, saat ditemukan ia tak mengenakan seragam," kata dia seperti dimuat AsiaOne, Selasa (12/3/2013).

Haji Musa, dari etnis Bajau, adalah seorang mantan jenderal militer Filipina dan kemudian menjadi komandan Front Pembebasan Nasional Moro yang dipimpin oleh Nur Misuari.

Penduduk desa menyebut, anak seorang kepala desa Tanduo menikah dengan putri Haji Musa. Haji Musa, yang usianya akhir 60-an memiliki banyak kerabat di Sungai Bilis dan mengenakan seragam berpangkat brigadir jenderal pasukan Sulu. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini