Sukses

Mengenal Fungsi Cerobong Asap Pada Pemilihan Paus

Pemilihan Paus atau biasa disebut Konklaf segera digelar pada Selasa 12 Maret 2013 mendatang.

Pemilihan Paus atau biasa disebut Konklaf segera digelar pada Selasa 12 Maret 2013 mendatang. Sebanyak 115 Uskup dari berbagai belahan dunia telah tiba di Vatikan. Berbagai persiapan pun sudah dilakukan, termasuk memasang cerobong asap di atas Kapel Sistine -- yang sudah menjadi tradisi pada Konklaf.

Apa fungsi cerobong asap tersebut? Seperti dilansir CNN, Minggu (10/3/2013), keberadaan cerobong asap ini sangat penting dan merupakan hal yang dinanti-nanti publik yang menanti siapa Paus baru terpilih menggantikan Paus Benediktus XVI -- yang mengundurkan diri pertengahan Februari lalu.

Mengapa demikian? Sebab, melalui cerobong asap inilah Paus baru diketahui. Untuk diketahui, pelaksanaan Konklaf ini sangat tertutup. Hanya ada 115 Uskup yang berada di dalam Kapel Sistine. Mereka semua benar-benar diisolasi dan harus menjaga rahasia proses Konklaf.

Aturan menjaga rahasia juga berlaku di tempat mereka menginap di St Martha House. Di sana, semua jendela akan ditutup dan telepon hanya bisa digunakan untuk keperluan internal.

Karenanya, untuk memberi tanda apakah Paus baru sudah terpilih atau belum akan dikabarkan melalui asap pada cerobong tersebut.

Asap berwarna hitam akan keluar melalui cerobong apabila belum sepakat. Dan asap putih bakal mengudara jika sudah sepakat. Dengan kata lain, apabila Paus baru belum terpilih, bahan kimia bakal ditambahkan pada perapian agar asap yang keluar berwarna hitam. Dan bila asapnya putih, artinya paus baru sudah terpilih.

Juru bicara Vatikan Pastor Frederico Lombardi menjelaskan, jika asap baru dikeluarkan saat langit sudah gelap, lampu sorot akan dinyalakan untuk membuat warna asap menjadi jelas.

"Bila asap dikeluarkan setelah hari gelap, ada lampu sorot yang akan menunjukkan warna asap tersebut agar bisa dilihat," kata Lombardi.

Perapian dan asap itu, sambung dia, akan diuji coba terlebih dahulu sebelum digunakan saat konklaf pada Selasa mendatang.

Kandidat kuat

Menurut Kardinal Perancis Andre Vingt-Trois, ada sekitar "setengah lusin kandidat kuat" untuk menjadi pemimpin umat Katolik yang baru. Seperti Uskup Agung Milan Kardinal Angelo Scola, Kardinal Marc Ouellet dari Kanada dan Odilo Scherer dari Brasil.

Selain itu, calon lain yang tak boleh dikesampingkan adalah Peter Erdo (Hungaria), Jose Francisco Robles Ortega (Meksiko), Christoph Schoenborn (Austria) dan Albert Malcolm Ranjith (Sri Lanka).

Satu nama lagi yang sering disebut-sebut sebagai yang cukup terkenal dan muda adalah Uskup Agung Manila, Luis Antonio Tagle.

Dengan banyaknya kandidat kuat ini, Konklaf kali ini dinilai sulit untuk menentukan Paus baru. "Yang menjadi masalah dalam konklaf tahun ini adalah banyak kandidat kuat. Tidak seperti pada 2005, hanya ada seorang kandidat terkuat, seperti Joseph Ratzinger," kata pakar masalah Vatikan dari harian National Catholic Reporter, John Allen. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini