Sukses

Malaysia Ultimatum Sulu: Menyerah Atau Mati

Pihak Malaysia memberikan ultimatum keras kepada sisa pasukan Sulu yang masih berada di Lahad Datu, Sabah.

Meski Kesultanan Sulu menawarkan gencatan senjata, pihak Malaysia memilih tak menggubrisnya. Pihak militer negeri jiran mengerahkan pasukannya dan memberikan ultimatum keras: "menyerah atau mati'', demikian peringatan Malaysia seperti dikutip dari laman The Star, Jumat (8/3/2013).

Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak pun menyatakan, militer dan polisi Malaysia tetap akan memburu pasukan Sulu bersenjata yang tersisa -- jika mereka menolak untuk menyerah tanpa perlawanan. "Operasi ini akan terus dilakukan selama dirasa dibutuhkan," kata Perdana Menteri Najib.

Najib mengatakan, tidak boleh ada lagi polemik tentang posisi Sabah di Malaysia. "Dari perspektif hukum, Sabah merupakan bagian dari Malaysia dan di Komisi Cobbold, lebih dari dua-pertiga dari orang-orang di Sabah menyuarakan niat mereka untuk menjadi bagian dari bangsa ini (tahun 1963)," paparnya.

"Jadi pertanyaan apakah Sabah menjadi bagian dari Malaysia tidak dapat dibantah oleh siapa pun, baik di dalam atau di luar negara ini. Dan kami akan mempertahankan posisi ini, "tegasnya.

Najib mengungkapkan, para pemimpin masyarakat Sulu di Sabah telah menemuinya Jumat pagi di Tawau, dan mereka telah berjanji untuk tetap setia kepada negaranya. "Mereka juga mengutuk tindakan pasukan bersenjata Sulu," tambahnya.

Sebelumnya, gencatan senjata sepihak diumumkan Sultan Sulu Jamalul Kiram III pada Kamis kemarin. Namun pihak Malaysia tidak serta merta mempercayai Sultan Sulu. Malaysia baru akan menyetujui gencatan senjata, apabila pasukan Sulu menyerah tanpa syarat. (Tnt)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini