Sukses

'MNLF Filipina Simpan Gudang Meriam di Sabah'

Mantan Ketua kelompok separatis Filipina Haji Acmad Bayam mengungkap, gerakan separatis Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Filipina menyimpan gudang meriam di Sabah.

Konflik antara Kesultanan Sulu dengan pemerintah Malaysia masih memanas. Kedua kubu masih bersikeras mengklaim Sabah adalah wilayah mereka. Bahkan, Sultan Sulu Jamalul Kiram III beserta pasukan siap bertarung mati-matian sampai titik darah penghabisan hingga berhasil merebut Sabah.

Mantan Ketua kelompok separatis Filipina Haji Acmad Bayam mengungkap, gerakan separatis Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Filipina menyimpan gudang meriam di Sabah, sebelum mereka kembali ke kampung halaman di Filipina, puluhan tahun lalu.

"Saya yakin aparat setempat Sabah tidak akan menemukannya (gudang meriam)," ucap Acmad, seperti dilaporkan The Manila Bulletin yang dimuat The Malaysian Insider, Rabu 6 Maret 2013.

Untuk diketahui, Acmad pernah menetap di Sabah dari tahun 1976 hingga 1986 -- sebelum President Fidel V. Ramos menjabat pada 30 Juni 1992.

Selain itu, Acmad juga mengungkap banyak prajurit militer senior yang telah bercokol di Sabah. Hal tersebut, menurutnya, merupakan kekuatan besar bagi MNLF Filipina.

"Mereka berasal dari Sulu, Tawi-Tawi, dan Semenanjung Zamboangan di Filipina Selatan," ujar dia. "Ada juga yang dari Maguindanao, Irano and Maranao."

MNLF Bantah Bantu Sultan Sulu

Sementara itu, Ketua MNLF Nur Misuari membantah dirinya menyarankan Sultan Kiram untuk mengklaim Sabah. Ia juga membantah pihaknya telah menurunkan pasukan untuk membantu prajurit Kesultanan Sulu di Sabah. "Yang menuding kami seperti itu adalah orang gila," cetus dia.

Lebih lanjut, Misuari juga menyanggah disebut telah membiayai Kesultanan Sulu untuk penyusupan di Sabah. "Itu bukan cara kami," ucapnya.

Pernyataan Misuari ini dibenarkan Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi. Menurutnya, tidak ada pihak MNLF yang bergabung dengan pasukan Sulu di Sabah.

"Kami telah menyisir mana yang teroris Sulu, mana yang hanya warga Sulu. Kami berharap warga Sulu yang tak bersalah mendukung kami. Kami sebagai pemerintah akan melindungi mereka," kata Ahmad dalam konferensi pers.

Konflik meletup di Sabah pada 12 Februari 2013 lalu. Pasca 200 lebih orang Filipina mengaku atas perintah Sultan Jamalul Kiram III menyeberang ke Sabah dari Mindanao menggunakan kapal.

Mereka menduduki Desa Tanduo di Lahad Datu. Dengan dalih sebagai ahli waris Sultan Sulu, orang-orang itu bersikukuh, Sabah adalah wilayah milik leluhur mereka.

Hingga kini, setidaknya jumlah korban terhitung sebanyak 29 orang. 20 Orang di antaranya berasal dari kubu pasukan Sulu. 9 Orang lainnya merupakan polisi Malaysia. (Riz)

Baca juga: Dukung Sultan Sulu, MNLF Filipina: Sabah Tanah Air Kami!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini