Sukses

Korban Pemerkosaan Brutal India Dapat Anugerah Keberanian AS

Penghargaan ini akan diserahkan secara anumerta oleh Menlu AS, John Kerry pada Jumat depan. Dalam acara yang akan dihadiri Michelle Obama.

Anugerah International Women of Courage Awards diserahkan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada perempuan 23 tahun yang tewas akibat pemerkosaan brutal dalam bus kota di New Delhi, India.

Perempuan malang namun tegar itu, bersama kekasihnya, diserang di atas bus kota pada 16 Desember 2012 lalu. Ia tewas dua minggu kemudian di rumah sakit di Singapura. Tragedi yang menimpanya mengejutkan India, memicu protes massal, dan membangkitkan perdebatan tentang perlakuan terhadap perempuan India.

Siapa nama asli korban tak etis untuk diungkap. Sebut saja dia Nirbhaya, yang artinya "tak kenal rasa takut".

Penghargaan ini akan diserahkan secara anumerta oleh Menlu AS, John Kerry pada Jumat depan. Dalam acara yang akan dihadiri ibu negara AS, Michelle Obama.

Dalam pernyataannya Senin kemarin, Deplu AS mengatakan korban layak mendapatkan penghargaan. Tragedi atas dirinya menjadi alasan terbentuknya sebuah gerakan massif, untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan di India. Mengubah kebiasaan salah masyarakat yang kerap menyalahkan korban pemerkosan.

Keberanian Luar Biasa

Adalah keberanian korban yang memungkinkan terjadinya sebuah gerakan yang mengguncang India, sekaligus menginspirasi dunia.

"Demi jutaan perempuan India, meski mendapat cobaan berat, semangat korban untuk berjuang mendapatkan keadilan, dan ketabahan keluarganya yang terus membela dan mendampinginya --- telah menyingkirkan stigma dan kerentanan yang mendorong terjadinya kekerasan pada perempuan," demikian pernyataan Deplu AS.

Dengan keberanian yang menyala, dalam kondisi parah terbaring di rumah sakit, korban masih sempat memberikan keterangan pada polisi. "Ia terus menyerukan enam penyerangnya mendapat hukuman setimpal, dan bertekad terus hidup untuk memastikan keadilan telah ditegakkan."

"Kematiannya, dua minggu setelah serangan, membangunkan sebuah gerakan. Aktivis dan masyarakat sipil mulai melakukan advokasi kebijakan dan program sosial untuk membendung kekerasan berbasis gender dalam segala bentuk. Dan memastikan penegakan hukum dan sistem peradilan yang sensitif gender."

Berkat upaya ini, pemerintah India mulai melakukan perubahan. Makin banyak korban kekerasan seksual yang berani melapor.

Selain perempuan pemberani asal India itu, ada delapan kaum hawa yang juga mendapat penghargaan. Mereka di antaranya adalah blogger asal Tibet, Tsering Woeser; jurnalis Rusia, Elena Milashina dan Razan Zeitunah; pengacara pembela HAM Suriah yang mendokumentasikan dampak dan kekerasan yang terjadi selama konflik di negerinya. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.