Sukses

Aksi Antiperang Irak Tak Padam

Aksi global antiperang Irak terus terjadi di sejumlah negara, termasuk di Irak dan Amerika Serikat. Inti dari aksi ini masih sama yakni menentang kebijakan AS beserta sekutunya.

Liputan6.com, Baghdad: Gelombang aksi antiperang terus bergaung di sejumlah negara, termasuk di Irak dan Amerika Serikat. Ratusan ribu orang menggelar aksi di Baghdad, Irak, Sabtu (15/3). Sambil membawa poster Presiden Saddam Hussein, para pengunjuk rasa juga meneriakkan yel-yel menentang rencana serangan Paman Sam ke negeri tersebut. Sebagian demonstran juga ada yang mengenakan masker gas dan membawa senjata api. Dalam aksi yang kesekian kalinya ini juga diwarnai pembakaran bendera AS.

Di AS, aksi serupa juga terjadi di Monumen Washington. Unjuk rasa yang diikuti ribuan orang ini diwarnai aksi jalan kaki menuju Gedung Putih. Sedikitnya sejumlah elemen masyarakat, seperti aktivis hak asasi manusia Jesse Jackson, mantan Jaksa Agung Ramsey Clark, dan para pemimpin serikat pekerja turut dalam aksi kemanusiaan tersebut [baca: Menghadapi Perang, Pasukan AS-Inggris Terus Berlatih].

Begitu juga yang terjadi di negara sekutu AS, Spanyol. Puluhan ribu warga Seville turun ke jalan menentang sikap pemerintahannya yang mendukung rencana serangan ke Irak. Dengan meneriakkan yel-yel antiperang, para demonstran berjalan kaki menuju pangkalan militer Moron de la Frontera. Di Bilbao, pemimpin partai kiri bersatu mengecam pertemuan darurat yang diikuti Spanyol, AS, Inggris di Pulau Azores, Portugal [baca: Meski Berbeda Pandangan, Uni Eropa-NATO Sepakat Bersatu]. Ketiga pemimpin tersebut dinilai sebagai trio penjahat internasional. Rencananya, aksi serupa juga akan menyusul di sejumlah kota lainnya seperti di Barcelona dan Madrid.

Aksi serupa juga digelar di sejumlah negara Eropa lainnya. Di Brussels, Belgia, sekitar 40 ribu orang turun ke jalan di pusat-pusat kota. Mereka menyerukan AS untuk mengagalkan rencana serangan itu. Para demonstran membawa berbagai kartun yang menggambarkan Presiden George Walker Bush serta poster antiperang yang di antaranya bertulisan "Hentikan Penyakit Koboi Gila". Di Paris, Prancis, aksi diikuti 50 ribu orang yang di antaranya warga negara AS dan negara-negara Arab. Di Lyon dan Toulose, aksi dimotori puluhan serikat pekerja, partai politik, serta kelompok HAM setempat.

Penentang kebijakan AS juga terjadi di Moskow, Rusia. Di ibukota Rusia ini para demonstran berjalan kaki dari alun-alun Smolenskaya dan Pushkinskaya menuju Kedutaan Besar AS. Dalam orasinya, para pengunjuk memprotes rencana perang dan kebijakan luar negeri AS yang dinilai teralu agresif. Bahkan, mereka menganggap sebenarnya Paman Sam itulah yang menjadi ancaman terorisme sesungguhnya.(ORS/Pin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini