Sukses

Mega: Pemilihan Langsung Presiden Harus Terwujud

Presiden Megawati tetap bertekad melaksanakan Pemilu 2004 dengan segala konsekuensinya. Dia juga menyayangkan para pengamat politik yang hanya bisa berdiskusi tanpa bisa mengubah nasib bangsa.

Liputan6.com, Pnom Penh: Di tengah hujan kritik terhadap kinerja pemerintah, Presiden Megawati Sukarnoputri berharap pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung pada Pemilihan Umum 2004 harus tetap terlaksana. Megawati juga tak melihat adanya halangan, meski Pemilu mendatang harus melalui sejumlah putaran atau tahapan dengan konsekuensi pengeluaran dana yang berlipat-lipat dan pengamanan yang ketat. Pernyataan ini disampaikan Megawati saat bertatap muka dengan masyarakat Indonesia di Kamboja di Wisma Duta di Pnom Penh, Selasa (5/11). Pertemuan ini digelar Megawati di sela-sela mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) [baca: Amien Rais Menilai Kinerja Pemerintah Sangat Lamban].

Menurut Megawati, kegiatan Pemilu 2004 adalah hal yang sangat baru bagi bangsa Indonesia, sehingga dirinya merasa "tergelitik" untuk melaksanakannya. Sebab, banyak hal baru dalam Pemilu mendatang. Itulah sebabnya, dia mengajak masyarakat untuk tetap bekerja keras. Namun, Megawati mengingatkan semua kalangan agar jangan hanya mengeluh, mengkritik atau mengecam, tanpa melakukan ha-hal konkret bagi bangsanya sendiri.

Secara khusus, Megawati mengemukakan keheranannya terhadap sikap sejumlah pengamat politik di Tanah Air yang menyebut bangsa ini masih dilanda krisis berkepanjangan. Terutama di bidang ekonomi dan politik. "Mereka hanya bisa berdiskusi tanpa bisa bertanggung jawab terhadap kondisi bangsa sendiri," ujar Mega, dengan nada gemas [baca: Presiden Mengkritik Penentang Perpu Antiterorisme ].

"Padahal orang asing saja, banyak yang cinta kepada bangsa ini dan mengharapkan Indonesia segera keluar dari krisis. Apakah orang asing yang harus memperbaiki bangsa ini. Kan tidak. Semua itu harus dilakukan bangsa kita sendiri," kata Megawati. Terutama, Presiden menambahkan, setelah terjadi peledakan bom di Bali, 12 Oktober 2002.

Dukungan asing yang dikemukakan Megawati itu memang tampak pada pertemuan KTT ASEAN yang berlangsung Selasa ini. Selain itu, reporter SCTV Nunung Setiyani melaporkan, semangat ASEAN tampak terlihat dari seluruh delegasi yang menghadiri KTT ASEAN. Para delegasi pun bersemangat membahas kerja sama ekonomi yang menjadi agenda utama pada sidang hari ini. Setelah tercapai kesepakatan mengenai zona perdagangan bebas ASEAN-Cina, para delegasi juga menegaskan dukungan terhadap upaya Indonesia memberantas terorisme [baca: ASEAN Mendukung Indonesia Memberantas Terorisme].

Bahkan, tiga mitra ASEAN, Jepang, Cina, dan Korea Selatan, menyepakati untuk meningkatkan perdagangan di dua kawasan--Asia Tenggara dan Asia Timur. Sementara Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi menganggap 2003 sebagai tahun tantangan bagi kerja sama perekonomian di dua kawasan tersebut. Selanjutnya, para delegasi termasuk sejumlah negara mitra menyepakati memberi kesempatan kepada anggota baru ASEAN, seperti Vietnam, menerapkan kawasan perdagangan bebas hingga tahun 2015 [baca: ASEAN-Cina Sepakat Membuat Zona Perdagangan Bebas].(ANS/Nunung Setiyani dan Bambang Triyono)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini