Sukses

Iklan Olimpiade Argentina Diprotes Inggris

Para pejabat Inggris di Kepulauan Falkland mengkritik Pemerintah Argentina terhadap penayangan iklan olimpiade yang memperlihatkan atlet Argentina sedang latihan di Kepulauan Falkland.

Liputan6.com, London: Para pejabat Inggris di Kepulauan Falkland mengkritik Pemerintah Argentina terhadap penayangan iklan olimpiade yang memperlihatkan atlet Argentina sedang latihan di Kepulauan Falkland. Iklan ini ditayangkan menjelang Olimpiade 2012 di London yang digelar Juli nanti.

Anggota parlemen Inggris di Kepulauan Falkland, Ian Hansen menyebut iklan tersebut sebagai "propaganda murahan dan tidak patut". Politisi Inggris itu juga menganggap Argentina tidak berhak membuat iklan yang disebutkan disponsori oleh Kantor Kepresidenan Argentina, tanpa persetujuan otoritas Kepulauan Falkland.

Dalam iklan itu, atlet sekaligus kapten timnas hoki Argentina, Fernando Zylberberg digambarkan sedang latihan lari dengan latar beberapa ikon Kepulauan Falkland, yang disebut sebagai kepulauan Malvinas oleh Argentina. Pada bagian akhir iklan, yang mulai ditayangkan di televisi pada Rabu lalu, juga memperlihatkan kalimat "Demi bersaing di tanah Inggris, kita latihan di Tanah Argentina".

Sang atlet di dalam film iklan itu terlihat pula berlari di sekitar monumen peringatan perang yang dibangun oleh Inggris. "Yang menyedihkan, ada adegan Zylberber berlari di dekat monumen peringatan perang, yang menurut saya menunjukkan Pemerintah Argentina tidak menghormati tanah dan rakyat kami di Falkland," tandas Hansen.

Melalui iklan itu, Ian Hansen kemudian menuduh Argentina mencoba "mempolitisasi olimpiade demi memuaskan ambisi teritorialnya". Kepulauan Falkland diperebutkan Argentina dan Inggris, yang antara lain ditandai perang Falkland, 30 tahun lalu. Saat itu militer Argentina sempat menduduki kepulauan itu, namun kemudian direbut kembali oleh pasukan Inggris

Pada bulan lalu, persoalan klaim atas kepulauan Falkland muncul kembali, bertepatan 30 tahun berakhirnya perang tersebut. Argentina menginginkan negosiasi terhadap keberadaan kepulauan itu, tetapi pemerintah Inggris menolaknya tanpa persetujuan warga Falkland.(BBC/ADO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.