Sukses

Netanyahu Dikritik Mantan Kepala Shin Bet

Mantan Kepala Shin Bet menuduh PM Benjamin Netanyahu dan Menhan Ehud Barak mengecoh rakyat tentang kemungkinan serangan terhadap Iran untuk mencegah Tehran membangun bom nuklir.

Liputan6.com, Tel Aviv: Mantan Kepala Badan Intelijen Israel, Shin Bet, menuduh para pemimpin mengecoh publik tentang Iran. Yuval Diskin menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak mengecoh rakyat tentang kemungkinan serangan terhadap Iran untuk mencegah Tehran membangun bom nuklir.

"Masalah utamanya adalah saya tidak percaya atas pemimpin saat ini yang dapat membawa kita ke perang dengan Iran atau perang regional," kata Diskin dalam komentar yang dimuat radio militer dan surat kabar Haaretz dan dikutip BBC Indonesia, Sabtu (28/4).

"Mereka mengecoh publik tentang isu Iran. Mereka mengatakan kepada publik bila Israel bertindak, Iran tidak akan membuat bom nuklir. Itu salah. Sebenarnya, banyak pakar yang mengatakan serangan Israel akan mempercepat perlombaan nuklir Iran," tambahnya. Diskin, yang turun sebagai Kepala Shin Bet tahun lalu, mengkritik pada pemimpin dalam pernyataannya di daerah Kfar Saba, di luar kota Tel Aviv.

Bulan Maret lalu, mantan pemimpin, Mossad, Meir Dagan juga mengecam opsi militer terhadap Iran. Ia mengatakan kepada jaringan televisi Amerika CBS bahwa serangan Israel akan "berdampak sangat buruk" bagi Israel dan tidak akan mengakhiri program nuklir Iran.

Terkait hubungan antara warga Yahudi dan kelompok lain, Diskin mengatakan, "Dalam 10-15 tahun, Israel menjadi semakin rasis. Semua penelitian mengarah ke sini. Rasisme terhadap warga Arab dan orang asing dan kita juga menjadi masyarakat yang lebih berang."

Diskin juga mengatakan pembunuhan politik seperti yang terjadi pada Perdana Menteri Yitzhak Rabin tahun 1995 oleh ekstirmis Yahudi, dapat terjadi di kemudian hari. "Saat ini terdapat ekstrimis Yahudi... yang bersedia mengangkat senjata terhadap saudara Yahudi mereka sendiri," kata Diskin.(ADO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.