Sukses

Usai Tragedi Penembakan Florida, Siswa Wajib Pakai Ransel Transparan

Liputan6.com, Florida - Para siswa di sekolah, yang menjadi lokasi terjadinya insiden penembakan Florida, diimbau untuk mengenakan ransel transparan.

Pejabat sekolah setempat telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada para orangtua siswa Marjory Stoneman Douglas High, yang menguraikan rencana tersebut sebagai bagian dari langkah-langkah keamanan baru.

Dilansir dari BBC, Jumat (23/3/2018), pihak sekolah mengatakan bahwa setiap siswa yang belum memiliki ransel transparan akan diberikan satu tanpa dipungut biaya.

Namun, beberapa siswa mengatakan imbauan tersebut tidak berdampak apa pun untuk mengatasi isu penyalahgunaan kontrol senjata, seperti yang terjadi pada insiden penembakan Florida bulan lalu. 

Selain menganjurkan penggunaan ransel transparan, pihak sekolah juga akan menempatkan detektor logam -- seperti yang dipakai di bandara -- di gerbang masuk yang diatur terpusat.

"Kami akan mengatur ketat gerbang sekolah dari mulai hingga selesainya jam belajar di kelas," kata kepala Dinas Pendidikan wilayah Broward County, Robert W Runcie.

Kebijakan penggunaan ransel transparan itu rencananya akan dimulai setelah libur musim semi.

Akan tetapi, di sisi lain, kebijakan tersebut ditentang oleh sebagian besar siswa. Mereka menumpahkan keluhannya itu melalui kicauan di Twitter, di mana rata-rata menganggapnya sebagai aturan yang konyol dan tidak memberi dampak apapun bagi keselamatan mereka di sekolah.

Sejak insiden penembakan oleh Nikolas Cruz yang menewaskan 17 orang, para siswa di sekolah tersebut -- dan juga banyak masyarakar Amerika Serikat lainnya -- menyerukan reformasi kepemilikan senjata di tangan sipil.

 

Simak video aksi protes siswa AS yang mengutuk insiden penembakan Florida berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sistem Keamanan Sekolah Belum Maksimal

Sementara itu, Presiden Donald Trump telah mengatakan kepada politikus AS, bahwa dia ingin hukum yang lebih ketat dengan pemeriksaan latar belakang yang benar-benar kuat.

Di saat bersamaan, presiden ke-45 AS itu tengah menuai kritikan luas lantaran pendapatnya, yang menyarankan pelatihan penggunaan senjata bagi guru dan staf sekolah.

Dalam beberapa hari terakhir, keamanan di Marjory Stoneman Douglas High tengah dipertanyakan, lantaran muncul beberapa tindakan yang mengancaman keselamatan siswa.

Saudara lelaki pelaku insiden penembakan, dilaporkan masuk tanpa izin ke sekolah tersebut pada Senin, 19 Maret 2018. Selain itu, tiga siswa juga diamankan pihak sekolah, karena kedapatan membawa pisau, serta satu orang lainnya diketahui membuat ancaman di SnapChat.

Beberapa orangtua menjadi sangat khawatir mereka telah membiarkan anak-anak mereka pergi sekolah.

Dalam suratnya, kepala sekolah terkait juga mengatakan akan mengevaluasi "tanda siaga" di sekolah yang dipimpinnya, termasuk meninjau ulang aturan keamanan, latihan penggunaan senjata bagi guru dan staf sekolah, serta peningkatan sistem kamera pengawas.

Pihak sekolah juga akan menutup gerbang masuk sekolah selain gerbang utama, sebagai tindakan untuk menyaring risiko gangguan keamanan.

"Kita harus menyiapkan semuanya sekarang," katanya.

"Pastikan bahwa pintu kelas selalu terkunci. Pastikan orang-orang yang benar-benar mengawasi kampus, melakukannya dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.