Sukses

23-3-1994: Pesawat Rusia Jatuh Gara-Gara Anak Pilot Masuk Kokpit

Gara-gara ulah seorang remaja dan kelalaian pilot, pesawat Airbus A310-300 Maskapai Aeroflot Flight 593 jatuh di Pegunungan Kuznetsk Alatau, Kemerovo, Rusia, 23 Maret 1994.

Liputan6.com, Kemerovo - Sejumlah insiden kecelakaan pesawat komersial kerap terjadi dalam puluhan tahun terakhir. Penyebab kecelakaan beragam, mulai dari kesalahan teknis hingga cuaca buruk.

Tapi, kecelakaan pesawat nahas yang satu ini, yang terjadi pada 23 Maret 1994, seharusnya sangat bisa dihindari.

Gara-gara ulah seorang remaja dan kelalaian pilot, pesawat Airbus A310-300 Maskapai Aeroflot Flight 593 jatuh di Pegunungan Kuznetsk Alatau, Kemerovo, Rusia.

Akibatnya, seluruh 75 orang (63 penumpang dan 12 kru) di dalamnya, tewas. Demikian seperti dikutip dari The New York Times Archive untuk Today in History Liputan6.com, Jumat (23/3/2018).

Awalnya, Aeroflot 593 saat itu sedang dalam perjalanan dari Bandara Internasional Sheremetyevo Rusia ke Bandara Kai Tak, Hong Kong. Kebanyakan penumpang adalah para pekerja dari Hong Kong dan Taiwan yang sedang mencari pekerjaan di Rusia.

Salah satu ko-pilot, Yaroslav Kudrinsky membawa dua anaknya, Eldar dan Yana, duduk di dalam kabin pilot. Ketika itu, sistem pilot-otomatis (autopilot) diaktifkan.

Yana si anak perempuan pilot yang duduk di kursi kokpit depan, mengira ayahnya menerbangkan pesawat walaupun sebenarnya tidak. Sementara, anak lelakinya Eldar Kudrinsky tanpa sepengetahuan ayahnya, tiba-tiba mencoba mengendalikan seluruh kontrol pesawat.

Sang pilot tidak mengetahui anaknya mematikan autopilot dan komputer penerbangan telah mengubah aileron menjadi manual, namun pesawat tidak memperingatkan adanya bahaya; walaupun lampu peringatan telah menyala. Apesnya, hal ini tidak diketahui oleh sang pilot.

Yang mengetahui kejadian ini pertama kali adalah Eldar. Putra si pilot itu melihat pesawat berbelok ke kanan dengan tajam. Pesawat dengan cepat menukik tajam 45 derajat.

Pilot Kudrinsky dan kopilot buru-buru mengambil kendali pesawat yang menukik tajam menuju lembah pegunungan.

Di tengah kepanikan, pada satu titik, para pilot sesungguhnya telah berhasil menormalisasi kendali dan lintasan terbang pesawat.

Namun, karena tidak familiar dengan sistem kendali dan kokpit -- yang terbilang baru dan tak selaras dengan sistem kedirgantaraan Rusia -- para pilot yang mengendalikan pesawat secara kalang-kabut justru membuat burung besi itu terbang vertikal 45 derajat ke atas.

Kekeliruan dalam melakukan manuver dan kendali usai pesawat itu terbang vertikal 45 derajat ke atas, membuat Aeroflot 593 kembali menukik tajam.

Hingga akhirnya ketinggian pesawat sudah terlalu rendah dan tak bisa bermanuver keluar dari lembah. Kapal terbang jenis Airbus A310-304 tersebut akhirnya jatuh, menghujam ke Bumi.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi dunia penerbangan komersial, terutama bagi sang pilot, untuk bekerja lebih profesional tanpa melibatkan anggota keluarga, termasuk bocah kecil, saat sedang mengemudikan pesawat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.