Sukses

Studi: Membekukan Saraf Pembawa Sinyal Lapar Bisa Turunkan Berat Badan

Sebuah studi ilmiah terbaru menunjukkan bahwa sinyal lapar dapat dibekukan untuk bantu turunkan berat badan.

Liputan6.com, Atlanta - Dalam sebuah studi percontohan baru, para dokter telah menunjukkan bahwa pembekuan saraf yang membawa sinyal kelaparan ke otak mungkin dapat menurunkan nafsu makan seseorang yang berdampak positif pada upaya menurunkan berat badan.

Dalam pendekatan alternatif untuk menurunkan berat badan, Dr. David Prologo--seorang ahli radiologi intervensi dari Sekolah Kesehatan Universitas Emory--bersama dengan rekan-rekannya, telah membekukan sebuah saraf yang disebut batang vagal posterior pada 10 orang dengan berat badan berlebih. Demikian dilansir CNN pada Kamis (22/3/2018).

Hasil penelitian tersebut dipresentasikan oleh Dr. Prologo dalam ajang pertemuan tahunan Masyarakat Intervensional Radiologi 2018.

Pria dan wanita dalam penelitian ini dikategorikan mengalami obesitas, yakni dengan indeks massa tubuh (BMI) antara 30 dan 37, yang berada dalam kondisi tidak sedang memiliki penyakit atau pengobatan apa pun.

Dalam studi tersebut, dokter membius dan menyuntik punggung mereka melalui panduan CT, yang langsung mengarahkan jarum ke batang vagal posterior.

Jarum suntik tersebut diisi dengan gas yang mampu membekukan target saraf dan area sekitarnya. Hal ini meremukkan bagian saraf yang terhubung ke otak, dan kemudian menghentikan sinyal di antara keduanya.

Seluruh prosedur memakan waktu sekitar 30 menit dan diklaim tidak menimbulkan rasa sakit.

Menurut Dr. Prologo, jenis perawatan yang sama telah digunakan pada berbagai saraf untuk mengobati nyeri kronis.

Semua respoden yang terlibat dalam uji coba tersebut melaporkan berkurangnya nafsu makan yang berimbas pada penurunan berat badan cukup signifikan.

Sebanyak 53 persen responden mengaku sangat tidak bernafsu makan, sebanyak 30 persen mengaku kurang bernafsu makan, dan sisanya sebanyak 17 persen mengaku hanya sesekali tidak memiliki nafsu makan.

Namun, secara keseluruhan, para responden rata-rata mengalami penurunan berat badan sebanyak 3,6 persen dari berat awal, dan rata-rata turun hampir 14 persen dari catatan kelebihan BMI.

 

 Simak video tentang 6 solusi atas nafsu makan berlebih berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Akan Merusak Saraf Penanda Kelaparan

Sementara itu, Dr. Prologo mengatakan, ia melihat prosedur hasil temuan ini berguna bagi orang-orang yang secara signifikan kelebihan berat badan, baik untuk obesitas ringan atau sedang.

Prosedurnya tidak permanen. Saraf akan tumbuh kembali sekitar satu milimeter per hari, dan terus tumbuh secara normal pada delapan hingga 12 bulan setelahnya.

Menurutnya, tidak ada risiko jika saraf penanda sinyal lapar gagal kembali tumbuh secara normal.

"Kami tahu saraf akan terus beregenerasi, dan kami melakukan penelitian ini juga didasarkan pada fakta bahwa tubuh (juga) memiliki sistem cadangan makanan yang unik untuk mengatasi kelaparan,” jelas Dr Prologo.

Percobaan awal ini dianggap sebagai studi percontohan yang dimaksudkan untuk menilai keamanan dan kelayakannya.

Dr. Prologo mengatakan uji coba yang jauh lebih besar, dengan lebih banyak responden, diperlukan untuk lebih memahami jika prosedur ini mampu bekerja dalam jangka waktu yang panjang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.