Sukses

Abu Stephen Hawking Disimpan di Dekat Makam Newton dan Darwin

Liputan6.com, London - Abu dari fisikawan kenamaan asal Inggris yang tutup usia pada 14 Maret lalu, Stephen Hawking, akan disimpan di Westminster Abbey, London. Letaknya berdekatan dengan makam ilmuwan dunia lain, yakni Sir Isaac Newton dan Charles Darwin.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Westminster Abbey pada Selasa, 20 Maret 2018, Pendeta Dr John Hall sekaligus Ketua Westminster Abbey mengatakan, hal tersebut merupakan sebuah bentuk penghargaan kepada Stephen Hawking yang tutup usia pada 76 tahun.

"Kami meyakini sains dan agama merupakan hal yang sangat penting untuk menjawab misteri besar kehidupan dan alam semesta," ujar Hall dalam pernyataan tersebut.

Ilmuwan penemu hukum gravitasi, Isaac Newton, dimakamkan di Westminster Abbey pada 1727. Satu setengah abad kemudian, yakni pada 1882, Charles Darwin dimakamkan di tempat yang sama.

 

Saksikan Video Wafatnya Stephen Hawking di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kiprah Hawking

Hawking lahir di Oxford, Inggris, pada 1942, bertepatan dengan 300 tahun kematian astronom dan fisikawan Galileo Galilei.

Sementara itu tanggal kematiannya, 14 Maret, bersamaan dengan hari ulang tahun fisikawan kenamaan Albert Einstein, yang lahir pada 14 Maret 1879.

Bersama dengan fisikawan Roger Penrose, Hawking menggabungkan teori relativitas Einstein dengan teori kuantum untuk menunjukkan bahwa ruang dan waktu berawal dari Big Bang dan berakhir dengan lubang hitam.

Ia juga memublikasikan buku populer yang memungkinkan pembaca awam untuk turut menguak misteri alam semesta. Buku tersebut, "A Brief History of Time", terjual lebih dari 10 juta kopi.

3 dari 3 halaman

Menderita ALS

Hawking menyelesaikan sejumlah karya spektakulernya di tengah keterbatasan. Pada 1963, ia didagnosis menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS), penyakit neurodegeneratif yang membuat saraf motoriknya terganggu.

Meski penyakitnya membuat lumpuh, Hawking mengatakan bahwa ia terus berupaya untuk tidak membuat hidupnya terpengaruh akan penyakit tersebut.

"Aku berusaha menjalani hidup senormal mungkin, dan tak memikirkan kondisiku, atau menyesali hal-hal yang sebenarnya bisa aku cegah, yang sebenarnya tidak banyak," tulis Hawking dalam website-nya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.