Sukses

Akupuntur Pakai Sengatan Lebah, Wanita di Spanyol Tewas

Wanita tersebut mengalami gejala aneh setelah melakukan terapi sengatan lebah.

Liputan6.com, Madrid - Seorang wanita asal Spanyol dilaporkan meninggal setelah menjalani pengobatan akupunktur alternatif menggunakan sengatan lebah hidup.

Wanita berusia 55 tahun itu menjalani perawatan "apitherapy" sekitar sebulan sekali selama dua tahun untuk meregangkan otot kaku dan mengobati stres.

Akan tetapi, dalam sebuah sesi pengobatan, wanita yang tidak disebutkan namanya ini tiba-tiba mengalami sesak napas dan tak sadarkan diri, sesaat setelah dia disengat lebah hidup. Demikian menurut keterangan yang ditulis dalam Journal of Investigational Allergology and Clinical Immunology.

Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, diberi adrenalin dan antihistamin sebagai upaya untuk menyembuhkannya, beberapa minggu kemudian wanita paruh baya ini meninggal setelah mengalami sejumlah komplikasi.

"Apitherapy", juga dikenal sebagai "akupunktur lebah", diberikan oleh seorang praktisi dengan menempatkan lebah hidup di tubuh pasien. Kemudian mereka mencubit kepala serangga tersebut agar mau mengeluarkan bisanya, memasukkan ke dalam tubuh pasien. Setelah itu, makhluk kecil ini akan mati.

Banyak orang berpendapat, apitherapy efektif untuk mengobati berbagai penyakit dan mengurangi rasa sakit di badan.

"Kami telah merawat pasien yang menderita berbagai macam penyakit, mulai dari arthritis hingga kanker, semuanya hasilnya positif," ujar Wang Menglin, seorang ahli akupunktur lebah, seperti dikutip dari The Independent, Rabu (21/3/2018).

Teknik pengobatan tradisional ini amat populer di China dan Korea. Meski bukti efektivitasnya sedikit, terapi sengatan lebah telah diperkenalkan di berbagai negara di dunia, termasuk Spanyol.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanggapan Ahli

Menanggapi laporan tentang kematian wanita Spanyol tersebut, ilmuwan Paula Vazquez-Revuelta dan Ricardo Madrigal-Burgaleta dari Ramon y Cajal University Hospital di Spanyol, menulis, "Meskipun sejumlah laporan mengatakan apitherapy cukup mujarab, belum ada bukti mengenai keefektifannya, dan lagi pula, keamanannya patut dipertanyakan."

"Risiko menjalani apitherapy memang bisa dikatakan demikian, kita bisa mendapatkan manfaat lebih dari yang diperkirakan. Tapi praktik ini tidak aman dan tidak disarankan," imbuh mereka.

Sebelumnya pada tahun 2011, kasus fatal serupa juga pernah terjadi di Korea Selatan. Seorang wanita berusia 65 tahun meninggal pasca-melakukan perawatan menggunakan sengatan lebah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.