Sukses

Serangan Roket Hantam Ibu Kota Suriah, 36 Orang Tewas

Liputan6.com, Damaskus - Serangan roket dilaporkan jatuh di sebuah pasar di dekat pusat pemerintahan Suriah di ibu kota Damaskus pada Selasa petang, 20 Maret 2018. Insiden itu menewaskan 36 orang dan melukai lebih dari 20 orang.

Dilansir dari Time.com pada Rabu (21/3/2018), media pemerintah setempat mengatakan bahwa serangan roket tersebut merupakan yang terparah yang pernah terjadi di ibu kota Damaskus dalam setahun terakhir.

Pemerintah Suriah menyalahkan pemberontak di pinggiran timur Damaskus atas serangan di distrik Kashkol tersebut.

Kota Damaskus -- pusat kekuasaan Presiden Bashar al Assad -- telah mengalami peningkatan jumlah serangan, bersamaan dengan diberlakukannya operasi militer Suriah di Ghouta Timur, yang didukung oleh pihak Rusia.

Melemahnya kekuatan pasukan pemerintah selama sebulan terakhir di Ghouta timur, membuat pasukan militan berhasil merebut sebuah wilayah di tepi selatan.

Hal itu, mau tidak mau, membuat pasukan pemerintah terpaksa bergegas meminta tambahan bala bantuan.

Militan ISIS berhasil merebut wilayah Qadam pada Senin malam, 19 Maret 2018, seminggu setelah pasukan pemberontak menyerahkannya kepada pemerintah.

Menurut sebuah lembaga pengamat HAM, perubatan wilayah tersebut sedikitnya membuat 36 orang tentara dan milisi pro-pemerintah tewas, serta puluhan lainnya ditangkap dan mengalami luka.

Tahun lalu, kelompok ISIS kehilangan wilayah yang dikendalikannya di Suriah timur sejak 2014, namun tetap mempertahankan kantong kontrol di daerah-daerah di seluruh Suriah, termasuk dua wilayah di tepi selatan Damaskus.

 

Simak video tentang kembalinya Suriah membombardir Ghouta Timur berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Serangan di Ghouta Timur Mengusir Lebih dari 45.000 Penduduk Sipil

Menurut catatan PBB, serangan pemerintah terhadap Ghouta Timur membuat lebih dari 45.000 orang terusir secara paksa. Sementara itu, puluhan ribu penduduk lainnya hidup dalam kondisi putus asa di Suriah utara, di mana sebuah operasi militer Turki sedang berlangsung.

Di Ghouta timur, petugas penyelamat masih terus mengevakuasi jenazah dari ruang bawah tanah di sebuah sekolah yang dibom oleh jet Rusia pada Senin, 19 Maret 2018.

Menurut juru bicara kelompok Pertahanan Sipil Suriah, sebanyak 20 jenazah wanita dan anak-anak tertimbun di balik puing reruntuhan bangunan sekolah tersebut.

Oways al-Shami, juru bicara kelompok Pertahanan Sipil Suriah mengatakan, terus berlanjutnya akasi pengeboman memperlambat operasi penyelamatan.

"Mereka tidak dapat menggunakan kendaraan berat mereka karena pesawat menarget Pertahanan Sipil secara langsung," kata al-Shami tentang mobilitas regu penyelamat.

Penduduk di Douma, kota terbesar di Ghouta timur, juga melaporkan penembakan dan serangan udara terus menyerang tanpa pandang bulu.

"Saya belum bisa keluar mencari makanan sejak kemarin," kata Ahmad Khansour, seorang aktivis media kepada kantor berita Associated Press, di sebuah ruang bawah tanah di kota tersebut.

Dia melaporkan sebanyak 175 serangan terus terjadi sejak Senin malam. Setidaknya 36 orang tewas di bawah hujaman serangan pada keesokan harinya.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.