Sukses

Bom Parsel Kelima Meledak di Texas, 1 Orang Terluka

Liputan6.com, Austin - Sebuah bom parsel kembali meledak di Austin, Texas. Satu orang dikabarkan terluka dalam insiden yang terjadi pada Selasa, 20 Maret 2018, malam waktu setempat itu.

Ledakan tersebut terjadi di toko Goodwill, Brodie Lane. Korban luka telah dilarikan ke rumah sakit, dengan kondisi luka yang tak mengancam nyawa.

Dikutip dari ABC News, Rabu (21/3/2018), beberapa jam sebelum bom parsel meledak di Goodwill, sebuah bom meledak di dekat markas besar FedEx. Dua orang karyawan perusahaan jasa pengiriman itu dilaporkan terluka.

Ledakan bom parsel terakhir merupakan insiden kelima yang terjadi di Austin dalam kurun waktu kurang dari sebulan.

Menurut Kepala Kepolisian Austin, Texas, Brian Manley, seorang remaja berusia 17 tahun bernama Draylen Mason, terbunuh pada 12 Maret pagi dan ibunya juga terluka. Sepotong kawat ditemukan di pintu dapur rumah mereka.

Kira-kira lima jam kemudian, wanita 75 tahun, Esperanza Herrera, terluka parah dan dilarikan ke rumah sakit karena kasus serupa. Saat itu kondisinya kritis dan dia meregang nyawa.

Dua kasus tersebut memiliki kesamaan dengan kematian pria berusia 39 tahun di Texas, Stephan House, yang tewas pada 2 Maret 2018 akibat bom parsel yang diletakkan di depan rumahnya.

Polisi meyakini insiden di Texas tersebut saling berkaitan. Dua korban tewas akibat ledakan 12 Maret adalah warga keturunan Afrika-Amerika. Sementara itu korban luka lain di tanggal yang sama merupakan warga keturunan Spanyol.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Texas Ditutup

Serangkaian ledakan mematikan melanda Austin, Texas, Amerika Serikat. Bulan ini tercatat sudah ada lima kali serangan ledakan, sehingga pihak berwenang terpaksa menutup sementara akses masuk dan keluar di negara bagian ini.

Sejak ledakan keempat, Texas dijaga ketat oleh polisi. Warga diminta untuk tetap tinggal di dalam rumah dan tidak melakukan perjalanan ke luar daerah.

"Kami tidak mau mengklasifikasikan kasus ini sebagai terorisme, sebagai kejahatan kebencian, karena kami belum cukup bukti," kata Manley.

Polisi berjaga-jaga di pintu masuk utama Texas sejak Senin 19 Maret sore waktu setempat.

"Pagi ini, ketika saya meninggalkan rumah, saya bahkan takut untuk membuka pintu. Saya berpikir mungkin saja ada kawat yang ditaruh seseorang di ambang pintu ujar seorang warga lokal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.