Sukses

Warna Air Sungai di Chicago Berubah jadi Hijau, Ada Apa?

Liputan6.com, Chicago - Sebuah sungai besar yang membelah kota Chicago, Amerika Serikat (AS), airnya terlihat berubah warna menjadi hijau pada akhir pekan ini.

Dilansir dari ABC News pada Minggu (18/3/2018), rupanya, warna hijau tersebut menandakan dimulainya perayaan Hari Santo Patrick, yang telah menjadi tradisi bagi masyarakat negeri Paman Sam sejak 1962 silam.

Ribuan orang berbaris antusias di tepian sungai pada Sabtu, 17 Maret 2018, untuk menyaksikan langsung prosesi langka, mencelupkan pewarna hijau ke dalam air sungai Chicago.

Berbagai parade seni dan aktivitas komunal turut digelar menyertai perayaan yang identik dengan komunitas warga keturunan Irlandia itu.

Para perayaan kali ini, terdapat tiga buah kapal berlayar menyebarkan pewarna hijau ke seluruh bagian sungai di tengah kota Chicago.

Sungai berubah menjadi hijau dari arah barat ke timur, dan diperpanjang satu blok dari beberapa perayaan sebelumnya.

Pewarna hijau yang digunakan, pada dasarnya, adalah pewarna makanan yang aman bagi alam, dan akan larut secara penuh beberapa jam setelah ditaburkan.

Oleh panitia terkait, bahan pewarna ini dijamin tidak akan membuat pengendapan yang mengganggu kelestarian sungai kabanggan warga Chicago itu.

Pewarna hijau itu, disebut mampu bertahan hingga 24 jam dengan warna yang dapat dilihat dari jangkauan pandang ratusan meter.

 

 Simak video tentang gondola penyebarangan di antara gedung tinggi di Chicago berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Awal Mula Perayaan Hari Santo Patrick

Sementara itu, menurut sejarah, perayaan St. Patrick berawal dari peringatan meningalnya Santo Patrick, seorang pendeta suci yang melindungi Irlandia, pada 17 Maret 453 Masehi.

Dalam Confessio of Patrick, salah satu karya Latin legendaris, Santo Patrick bercerita dirinya diculik saat berusia 16, dan dibawa ke Irlandia sebagai budak.  

Di sana, ia ditugaskan untuk merawat hewan selama enam tahun, sebelum melarikan diri kembali ke keluarganya di Inggris.

Beberapa ahli sejarah mengatakan, momen ketika Santo Patrick menjadi budak membuatnya lebih dekat kepada Tuhan.

Melalui doa dan ketabahannya, ia pun berhasil membuka jalan bagi pertobatannya kepada agama Katolik.

Bertahun-tahun kemudian, setelah dia dilatih sebagai pemuka agama, Santo Patrick kembali ke Irlandia dan bertugas sebagai uskup, namun tidak banyak yang diketahui tentang di mana dia bekerja.

Sebenarnya, hingga Abad ke-20, perayaan Hari Santo Patrick sebenarnya adalah kesepakatan bersama di antara di antara para diaspora Irlandia, terutama yang tinggal di kawasan Amerika Utara.

Meski bukan hari libur nasional, perayaan Hari Santo Patrick banyak dirayakan di Amerika Serikat dan Kanada.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.