Liputan6.com, Moskow - Hari ini, 38 tahun silam, Uni Soviet punya pemimpin baru. Ia adalah Mikhail Gorbachev. Pria bernama lengkap Mikhail Sergeyevich Gorbachev itu dipilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet, menggantikan Konstantin Chernenko yang meninggal dunia karena serangan jantung.
Kabar naiknya Gorbachev menjadi pemimpin Soviet ini mengejutkan warga, karena sosoknya yang kurang populer sebelumnya. Juga karena Gorbachev yang dikenal cenderung liberal.
Baca Juga
19 Maret 1976: Perpisahan Putri Margaret dan Lord Snowdon, Perceraian Pertama di Kerajaan Inggris Sejak Raja Henry VIII
18 Maret 1967: Bencana Supertanker Pertama di Dunia, 119 Ribu Ton Minyak Mentah Tumpah
17 Maret 2004: Konflik Antaretnis Albania dan Serbia Picu Kerusuhan di Kosovo, 14 Orang Dilaporkan Tewas
"Meski sosoknya yang sangat fleksibel, tapi ia dikenal berideologi Marxist orthodox yang kuat, dan juga cenderung liberal," demikian seperti dilaporkan reporter BBC Tim Sebastian di Moskow, kala itu.
Advertisement
Menurut Sebastian, transisi kepemimpinan dari Chernenko ke Gorbachev sangat menjadi sorotan, karena sosok Gorbachev yang sangat berbeda dengan pemimpin Uni Soviet sebelumnya.
Gorbachev menjalankan kebijakan pemerintahan yang berbeda, terutama dalam hal kebijakan luar negeri yang lebih fleksibel, diplomatis, dan sangat memperhatikan citra publik terhadap dirinya dan Soviet. Salah satu gebrakan barunya adalah dengan membuka pembicaraan senjata dengan Amerika Serikat di Jenewa.
Saat itu, Uni Soviet dan Amerika Serikat dikenal berseberangan dan pernah terjadi perang dingin antara kedua negara. Kehadiran Gorbachev telah mengubah hal tersebut.
Dalam pidato perdananya sebagai Pemimpin Soviet, Gorbachev menegaskan akan menghentikan penyebaran senjata dan mengurangi pengembangan nuklir di sejumlah titik dalam rangka menghentikan konflik dan menciptakan perdamaian dunia.
Gorbachev dikenal sebagai pemimpin Uni Soviet yang dinilai berhasil memulihkan hubungan dengan Barat, dan memberikan pengaruh liberal hingga menyebabkan runtuhnya rezim komunis di Eropa Timur.
Runtuhnya Tembok Berlin merupakan salah satu simbol meredupnya komunisme di Jerman, yang membuka jalan bersatunya 2 negara Jerman (Timur dan Barat) pada tanggal 3 Oktober 1990. Ini merupakan kontribusi dari kebijakan diplomatis Gorbachev di Eropa.
Tujuh tahun kemudian, pada 25 Desember 1991, Gorbachev mengundurkan diri dari kursi kekuasaan Uni Soviet. Pengunduran dirinya tersebut untuk mengikuti prinsip dan sistem negara yang baru: atas dasar memaksimalkan suara dan keinginan rakyat.
Pada saat itu juga, bendera Uni Soviet berwarna merah dan bergambarkan palu arit diturunkan di Istana Presiden di Kremlin, dan digantikan oleh negera Federasi Rusia. Hal serupa juga dilakukan di seluruh kedutaan besar Soviet di negara lain. Transformasi yang dilakukan Gorbachev dari Uni Soviet ke Federasi Rusia ini mendapat respon positif dari Amerika Serikat dan Inggris.
Sejarah lain mencatat pada 11 Maret 2004, serangan bom terjadi di kereta komuter di Madrid, Spanyol, menewaskan 192 orang dan melukai 2.050 korban lainnya. Selain itu, pada 11 Maret 2011, gempa 9 SR melanda Jepang, mengakibatkan tsunami 10 meter menghantam kawasan Prefektur Miyagi dan sekitarnya. 15 Ribu nyawa melayang dan fasilitas nuklir Fukushima bocor.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.