Sukses

Tersetrum Keran Taman, Gadis Australia Alami Kerusakan Otak

Denishar mengatakan bahwa dokter di Australia telah memberi tahu keluarga mereka bahwa sang keponakan tidak akan pernah sembuh.

Liputan6.com, Perth - Keluarga seorang gadis berusia 11 tahun di Perth, Australia yang terkena sengatan listrik dari keran taman mengatakan bahwa sang gadis telah menderita "luka otak yang dahsyat". Dokter pun mengatakan bahwa gadis itu bertahan hidup ketika alat bantu pernafasan dicabut dari tubuhnya.

Diagnosa itu mengikuti hasil tes MRI terhadap gadis bernama Denishar Woods itu di Rumah Sakit Princess Margaret, Australia untuk mengetahui tingkat kerusakan otak yang dideritanya.

Ibu Denishar, Lacey Harrison, mengatakan bahkan jika putrinya bertahan, ia akan berada dalam keadaan disfungsi otak yang kronis, demikian dikutip dari laman ABC Australia Plus, Minggu (11/3/2018).

"Begitu mereka menarik tabung pernafasan, ia harus melihat apakah ia bisa bernafas, tapi kira-kira seperti itu hidupnya," ujar Lacey.

"Tak ada kualitas hidup di dalam dirinya ... tidak ada lagi gadis kecilku yang tersisa di sana."

Bibi Denishar mengatakan bahwa dokter telah memberi tahu keluarga mereka bahwa sang keponakan tidak akan pernah sembuh.

"Itulah yang dokter percaya, ia tak berpikir bahwa Denishar bisa pulih atau akan pulih, ia pikir hasil terbaiknya adalah dia bisa bernafas, dan itu bukan kehidupan untuk seorang gadis kecil sepertinya," kata Katrina Harrison.

 

Kecelakaan seharusnya tak terjadi

Denishar mengalami sengatan listrik hebat saat ia mencoba mematikan keran taman pada Sabtu (3/3/2018) malam di komplek Departemen Perumahan di Beldon, utara Perth, Australia.

Ia telah ditempatkan di tempat pendingin di rumah sakit untuk mencoba membatasi kerusakan panas pada organ dalamnya.

Katrina menuntut jawaban dari pihak berwenang tentang apa yang terjadi.

"Saya akan mendapatkan jawaban itu dan itu harus segera diberikan,” katanya.

"Mereka telah menghancurkan saya dan kehidupan keluarga saya, mereka telah mengambil gadis saya dan saya tak bisa mengembalikannya."

"Ia ada di sana pada suatu menit, hilang di menit berikutnya, mengalami sesuatu yang seharusnya tidak pernah terjadi," kata Katrina Harrison.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tegangan listrik sungguh berbahaya

Ibu Denishar juga terluka dalam kecelakaan itu saat ia mencoba menyeret putrinya keluar dari genangan air listrik.

Lacey sedang menyiram kebunnya pada Sabtu (3/3/2018) malam listrik di rumah padam, dan saat ia pergi ke kotak meteran untuk menghidupkan kembali listriknya, ia terkena setruman kecil.

Ia mengatakan bahwa dirinya menghubungi jalur darurat Departemen Perumahan untuk memberi tahu mereka tentang kesalahan tersebut, namun tak diberi peringatan untuk tidak menyentuh apapun.

Denishar kemudian pergi untuk mematikan selang taman dan langsung dialiri oleh arus listrik yang masif.

Korsleting listrik telah disalahkan atas kerusakan pada pasokan listrik, yang dikenal sebagai "rangkaian terbuka netral",di properti itu.

Setruman mengenai Denishar dengan gelombang hingga 250 volt, lima kali dari jumlah yang bisa menyebabkan kerusakan serius pada tubuh manusia.

Kesalahan Departemen Perumahan

Katrina Harrison mengatakan bahwa ini bukan pertama kalinya keluarga tersebut menghadapi masalah yang melibatkan properti Departemen Perumahan.

"Beberapa hal perlu diubah, mereka perlu mendengarkan penyewa mereka saat mereka mengatakan ada masalah," kata Katrina.

"Kami tak menelepon hanya karena kami bosan dan kami tidak melakukan hal lain, kami menelepon karena ada masalah.”

"Kami selalu diberi tahu 24 jam atau 48 jam [waktu tunggu], dan sekarang saya kehilangan keponakan saya, ia kehilangan putrinya, akibat sesuatu yang seharusnya tidak pernah terjadi.”

"Ini sangat salah dan itu tidak adil."

Menteri Perumahan Peter Tinley mengatakan bahwa departemennya akan melakukan apa pun untuk mendukung keluarga Denishar.

Ia mengatakan penyelidikan oleh Kantor Keselamatan Energi akan menentukan apa yang menyebabkan kecelakaan tersebut.

"Satu hal yang saya bisa yakinkan Nyonya Harrison dan semua orang yang tertarik dengan tragedi ini adalah bahwa kami akan mencari tahu penyebabnya," kata Tinley.

"Kami akan mencari tahu apa yang telah terjadi agar kami bisa memastikan warga Australia Barat lainnya aman dan ini tidak akan terjadi lagi."

Seorang pengacara di Perth mengatakan bahwa keluarga Woods bisa memenuhi syarat untuk mendapat kompensasi jutaan dolar jika Departemen Perumahan terbukti gagal menyediakan perumahan yang aman dan memadai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.