Sukses

Dapat Kiriman Foto Payudara Wanita Via Email, Para Pengacara di AS Panik

Para pengacara di Utah, Amerika Serikat, panik setelah email mereka dikirimi foto payudara wanita.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Pengacara di seluruh Utah, Amerika Serikat, menerima sebuah surat elektronik atau email tak terduga dari Utah State Bar. Isi dari email tersebut sangat mengejutkan karena memuat foto payudara wanita.

Sontak gambar tersebut membuat panik para pengacara. Bukan lantaran isinya, melainkan mereka menduga itu adalah upaya pembobolan dari peretas yang mengatasnamakan Utah State Bar.

Foto dada wanita itu terselip dalam iklan yang mempromosikan konvensi musim semi Utah State Bar, yang digelar pada 8 hingga 10 Maret 2018 di St. George, Utah, Amerika Serikat.

Utah State Bar mengkonfirmasi bahwa memang benar, pihaknya menebarkan iklan tersebut, tapi tidak dengan foto payudara. Oleh sebab itu, mereka meminta maaf melalui akun Twitter resminya.

"Kami meminta maaf kepada semua orang yang menerima pesan elektronik tak pantas dari Utah State Bar. Kami menanggapi keluhan Anda dan penyelidikan sedang dilakukan," tulisnya pada 6 Maret 2018 pukul 05.35 waktu setempat.

Direktur eksekutif Utah State Bar, John Baldwin, menanggapi kasus tersebut.

"Kami sempat ketakutan," katanya kepada Fox 13 melalui wawancara via email, seperti dikutip dari Fox News, Selasa 7 Maret 2018.

"Kami sedang menyelidiki untuk mengetahui bagaimana kasus ini terjadi. Kami juga memastikan hal memalukan tersebut tidak akan pernah terjadi lagi," tegasnya.

Direktur komunikasi, Matt Page, mengatakan kepada The Salt Lake Tribune bahwa email itu dibuat "di rumah". Page merupakan pembuat ilustrasi dari acara tersebut, namun ia mengaku bahwa dirinya tidak pernah menyisipkan gambar seorang wanita bertelanjang dada.

Di sisi lain, Chase Thomas, penasihat dan pengacara dari Alliance for Better Utah, mengatakan kepada Deseret News bahwa dia sedang berada di Gedung Capitol, Washington D.C., Amerika Serikat, saat ia menerima pesan aneh itu.

"Saya rutin memeriksa kotak masuk di surat elektronik saya, entah itu lewat ponsel atau laptop. Begitu mendapati iklan tersebut, saya langsung menghapusnya dengan cepat, saya takut itu adalah virus atau peretasan," aku Thomas.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hacker Serang Pejabat AS

Isu peretasan di kalangan pejabat dan pengacara AS sedang marak akhir-akhir ini. Bahkan, sampai ke Gedung Putih dan menyerang Orang Nomor Satu di AS, Donald Trump. Modusnya pun beragam, mulai dari mengirimkan link misterius, foto, video, atau mengubah tampilan halaman muka website resmi (deface).

Sebuah laporan dari kantor berita lokal menyebut, sekitar 195 laman elektronik milik atau yang berkaitan dengan Presiden Donald Trump beserta keluarga dan entitas bisnisnya, pernah diserang oleh peretas dari Rusia. Penyerangan siber itu diduga dilakukan pada tahun 2013.

Laporan dari Associated Press itu muncul di tengah maraknya penyelidikan atas dugaan kedekatan Rusia dengan Donald Trump dan campur tangan Moskow dalam Pilpres AS 2016 lalu.

Menurut analisis yang dilakukan oleh AP beserta sejumlah pakar menunjukkan, serangan siber itu berupa malware, ransomware, dan redirecting IP virus. Analisis juga menunjukkan, dalang di balik serangan itu diduga memiliki IP adress di St. Petersburg, Rusia.

Situs yang terdampak di antaranya, donaldtrump.org, donaldtrumpexecutiveoffice.com, donaldtrumprealty.com, dan barrontrump.com. Analisis menunjukkan, serangan siber itu terjadi menjadi dua gelombang sepanjang Agustus - September 2013.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.