Sukses

7 Latihan Militer Paling Ekstrem, Salah Satunya Juga Dilakukan TNI

Dari berbagai contoh, berikut 7 latihan atau seleksi militer paling ekstrem di seluruh dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Hanya mereka yang memenuhi syarat yang dapat menjadi anggota militer suatu negara.

Hal itu wajar, mengingat tanggungjawab militer yang begitu besar, yakni untuk melindungi dan mempertahankan kedaulatan negara.

Salah satu cara yang dilakukan oleh militer untuk menjaring individu yang terbaik adalah dengan menetapkan prosedur latihan dan seleksi yang ketat serta menantang -- dari segi fisik dan mental.

Dari berbagai contoh, berikut 7 latihan atau seleksi militer paling gila di seluruh dunia, seperti Liputan6.com kutip dari KickassFacts (9/3/2018).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

7. 'Jalan Menuju Surga' Marinir Taiwan

Tes 'jalan menuju surga' adalah tahap akhir dari Program Pelatihan Pasukan Amfibi Korps Marinir Taiwan.

Uji ketahanan fisik dan mental itu merupakan ujung dari rangkaian pelatihan program intensif yang berjalan selama 9 pekan.

Seperti dikutip dari KickassFacts, tes itu mengharuskan peserta program untuk merayap di atas jalur berbatu dan berkarang sepanjang 45 meter -- menyimulasikan skenario penyerbuan di pesisir pantai.

Tak hanya menguji ketahanan fisik, tes itu juga dilakukan sebagai bentuk uji ketahanan mental. Karena, peserta melakukan tes tersebut setelah 4 hari tanpa tidur.

3 dari 8 halaman

6. 'Tembok Api' Pasukan Khusus Belarus

Salah satu proses latihan dan seleksi yang dilakukan oleh tentara Belarus untuk tergabung menjadi anggota Special Unit (Pasukan Khusus) adalah melakukan lari halang-rintang sejauh 10 Km.

Tes itu merupakan rangkaian dari paket program tes demi menguji ketahanan fisik para calon anggota Special Unit.

Salah satu rintangan yang harus dilalui oleh para calon anggota dalam tes tersebut adalah memanjat tembok yang diselimuti bara api.

Tidak alat bantu ekstra -- terkecuali yang sudah disediakan oleh panitia -- yang dikenakan para calon anggota dalam melakukan tes itu, yang justru semakin menambah kesulitan uji coba tersebut.

Oh ya, sebelum melakukan tes panjat tembok api tersebut, para calon anggota telah terlebih dahulu melewati beragam halang rintang sulit yang menguji kapabilitas fisik.

Dan, di garis akhir, para calon anggota juga langsung melakukan simulasi close-quarter combat atau pertarungan jarak dekat.

4 dari 8 halaman

5. Minum Darah Ular

Seperti dikutip dari KickassFacts, salah satu program latihan baru yang wajib dilakukan oleh para anggota Korps Marinir AS (USMC) adalah meminum darah ular.

Kabarnya, latihan itu terinspirasi oleh format uji mental dan teknik bertahan hidup dari militer negara-negara Asia Timur  dan Asia Tenggara Tenggara, seperti Indonesia, Thailand, Jepang, dan Filipina.

Aksi Kopassus minum darah ular saat parade perpisahan melepas kepergian Menhan AS Jim Mattis ke Vietnam di Jakarta (24/1/2018) (Sumber: Handout via Newsweek)

Bagi Korps Marinir AS, tujuan latihan itu tetap sama, yakni menguatkan mental para 'the Devil's Dogs' -- julukan USMC -- dan teknik bertahan hidup dalam skenario pertempuran gerilya di hutan belantara (guerilla-jungle warfare).

Kini, tes itu rutin mereka lakukan jika tengah berlatih bersama dengan militer dari negara-negara Asia Timur-Tenggara.

Oh ya, dikabarkan, Menteri Pertahanan AS James Mattis -- yang merupakan Jenderal Purnawirawan USMC -- suka dengan teknik latihan semacam itu.

Pada kunjungannya ke Jakarta pada Januari 2018 lalu, personel Komando Pasukan Khusus TNI-AD menyuguhkan simulasi tes membunuh dan meminum darah ular sebagai seremoni perpisahan Mattis yang hendak bertolak dari Tanah Air ke Vietnam.

Melihat aksi para Kopassus, Jim 'the Mad Dog' Mattis kagum.

Menhan AS Jim Mattis menikmati aksi pertunjukkan para Kopassus saat parade militer di Jakarta (24/1/2018) (Sumber: Handout via Newsweek)

"Ularnya! Kalian lihat cara mereka membuat ular-ular itu lelah dan mereka memutar-mutar ular itu," kata Mattis kepada reporter Reuters di Jakarta, seperti dikutip dari media AS, The Drive (25/1/2018).

Melanjutkan komentarnya terhadap aksi para prajurit Kopassus tersebut, Jim Mattis mengatakan, "Kalian bisa bayangkan latihan para individu tersebut sehingga mereka bisa melakukan aksi itu. Ketika Anda melihat pasukan melakukan banyak hal kecil seperti itu dengan sempurna, bayangkan mereka melakukan hal besar bersama-sama."

5 dari 8 halaman

4. Menembak Dada Sesama Rekan dengan Peluru Tajam

Seperti dikutip dari KickassFacts, Pasukan Khusus Rusia melakukan tes gila yang mengancam nyawa itu demi menguji mental dan kapabilitas tempur dalam jarak dekat (Close-quarter combat).

Skenarionya, dua personel saling berhadap-hadapan dalam jarak yang cukup berdekatan. Mereka dipersenjatai dengan sebuah pistol berpeluru tajam. Tubuh mereka dilindungi dengan sebuah rompi kevlar anti-peluru.

Ketika diperintahkan oleh instruktur, keduanya mulai beradu cepat menembak satu sama lain di dada atau tepat di area tubuh yang dilindungi kevlar.

Dan skenario itu dilakukan berkali-kali.

Bahkan, dalam satu skenario, masing-masing di antara mereka diminta untuk terus saling tembak-menembak hingga diperintahkan berhenti.

Gagasan di balik latihan itu adalah menguatkan mental para pasukan jika terkena peluru dalam baku tembak. Latihan itu juga dilakukan demi mempersiapkan para personel agar tetap mampu melakukan counter-attack di tengah hujan peluru musuh.

6 dari 8 halaman

3. Cold Water Conditioning, US Navy SEAL

Sebagai unit pasukan khusus Angkatan Laut AS, salah satu medan pertempuran 'wajib' yang harus dikuasasi oleh para personel US Navy SEALs adalah perairan.

Maka, salah satu cara agar para 'operator' siap dalam skenario pertempuran semacam itu adalah dengan lolos program "Cold Water Conditioning".

Pertama-tama para personel berpakaian lengkap disiram oleh lumpur kental. Setelah itu mereka diminta untuk berenang di perairan dalam dengan tangan dan kaki terikat.

Sesuai instruksi, mereka diminta untuk menyelam dan naik ke permukaan air, berenang dari ujung ke ujung, dan melakukan serangkaian manuver sebanyak puluhan kali.

Pada salah satu skenario, mereka juga diminta untuk menyelam dan menyelesaikan sebuah 'misi' di dasar air -- seperti mengambil benda dan lain-lain. Misi itu mereka lakukan tetap dalam kondisi tangan dan kaki yang terikat.

Oh ya, terkadang, instruktor juga menembakan peluru tajam secara acak ke air sekitar peserta latihan -- demi menyimulasikan kondisi pertempuran nyata.

Tujuan latihan itu adalah menguji ketahanan fisik dan mental.

7 dari 8 halaman

2. The Sludge Run, British Royal Marines

Sejatinya, tes itu sama seperti lari halang-rintang pada umumnya. Namun, semua itu dilakukan di pasir laut berlumpur yang tebal, dalam, kental, dan berbau amis busuk.

Mereka harus mencapai garis akhir dalam waktu maksimal 45 menit.

Di tengah proses itu, instruktor terkadang memberi tugas ekstra mendadak pada mereka berupa push-up dan merangkak.

8 dari 8 halaman

1. 'Kentang Panas', Tentara Pembebasan Rakyat China

Meski dikemas dalam bentuk permainan beregu, latihan ini justru dinilai yang paling gila.

Awalnya, instruktor meminta tentara membentuk satu regu yang terdiri dari 3 - 5 orang dan membentuk lingkaran.

Kemudian instruktor memberikan sebuah granat kepada salah satu anggota regu.

Ketika diperintahkan untuk mulai, tentara yang memegang granat segera melepas pin pengaman peledak itu.

Permainan pun berjalan dengan saling oper-mengoper granat hidup tersebut ke masing-masing anggota regu. Prosesnya dilakukan dengan cepat, seakan memegang sebuah kentang rebus panas yang baru diangkat dari panci.

Karena sebuah granat membutuhkan waktu beberapa detik sebelum meledak, maka oper-mengoper itu bisa berlangsung beberapa kali.

Ketika dirasa akan meledak, orang terakhir yang memegang granat harus cekatan melempar granat itu ke lubang yang telah disiapkan sebelumnya.

Pada saat yang bersamaan, seluruh anggota regu pun harus segera melakukan manuver berlindung untuk menyelamatkan diri dari ledakan granat.

Gila bukan?

Kabarnya, latihan itu dilakukan untuk menguji kesigapan, fokus, dan mental para tentara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini